BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 13 November 2009

pegolakan-pergolakan di berbagai daerah

ANGKATAN PERANG RATU ADIL
Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa yang terjadi pada 23 Januari 1950 dimana segerombolan orang bersenjata di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga mantan komandan pasukan khusus (Korps Speciaale Troepen), masuk ke kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.
Latar belakang

Pada bulan November 1949, dinas rahasia militer Belanda menerima laporan, bahwa Westerling telah mendirikan organisasi rahasia yang mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang. Laporan yang diterima Inspektur Polisi Belanda J.M. Verburgh pada 8 Desember 1949 menyebutkan bahwa nama organisasi bentukan Westerling adalah "Ratu Adil Persatuan Indonesia" (RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pengikutnya kebanyakan adalah mantan anggota KNIL dan yang melakukan desersi dari pasukan khusus KST/RST. Dia juga mendapat bantuan dari temannya orang Tionghoa, Chia Piet Kay, yang dikenalnya sejak berada di kota Medan.

Pada 5 Desember malam, sekitar pukul 20.00 dia menelepon Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda, pengganti Letnan Jenderal Spoor. Westerling menanyakan bagaimana pendapat van Vreeden, apabila setelah penyerahan kedaulatan Westerling berencana melakukan kudeta terhadap Sukarno dan kliknya. Van Vreeden memang telah mendengar berbagai kabar, antara lain ada sekelompok militer yang akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan. Juga dia telah mendengar mengenai kelompoknya Westerling.

Jenderal van Vreeden, sebagai yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran "penyerahan kedaulatan" pada 27 Desember 1949, memperingatkan Westerling agar tidak melakukan tindakan tersebut, tapi van Vreeden tidak segera memerintahkan penangkapan Westerling.
Surat ultimatum

Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah suatu ultimatum. Dia menuntut agar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar.

Ultimatum Westerling ini tentu menimbulkan kegelisahan tidak saja di kalangan RIS, namun juga di pihak Belanda dan dr. H.M. Hirschfeld (kelahiran Jerman), Nederlandse Hoge Commissaris (Komisaris Tinggi Belanda) yang baru tiba di Indonesia. Kabinet RIS menghujani Hirschfeld dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya menjadi sangat tidak nyaman. Menteri Dalam Negeri Belanda, Stikker menginstruksikan kepada Hirschfeld untuk menindak semua pejabat sipil dan militer Belanda yang bekerjasama dengan Westerling.

Pada 10 Januari 1950, Hatta menyampaikan kepada Hirschfeld, bahwa pihak Indonesia telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Westerling. Sebelum itu, ketika A.H.J. Lovink masih menjabat sebagai Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan Belanda, dia telah menyarankan Hatta untuk mengenakan pasal exorbitante rechten terhadap Westerling. Saat itu Westerling mengunjungi Sultan Hamid II di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebelumnya, mereka pernah bertemu bulan Desember 1949. Westerling menerangkan tujuannya, dan meminta Hamid menjadi pemimpin gerakan mereka. Hamid ingin mengetahui secara rinci mengenai organisasi Westerling tersebut. Namun dia tidak memperoleh jawaban yang memuaskan dari Westerling. Pertemuan hari itu tidak membuahkan hasil apapun. Setelah itu tak jelas pertemuan berikutnya antara Westerling dengan Hamid. Dalam otobiografinya, Mémoires, yang terbit tahun 1952, Westerling menulis, bahwa telah dibentuk Kabinet Bayangan di bawah pimpinan Sultan Hamid II dari Pontianak, oleh karena itu dia harus merahasiakannya.

Pertengahan Januari 1950, Menteri UNI dan Urusan Provinsi Seberang Lautan, Mr.J.H. van Maarseven berkunjung ke Indonesia untuk mempersiapkan pertemuan Uni Indonesia-Belanda yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 1950. Hatta menyampaikan kepada Maarseven, bahwa dia telah memerintahkan kepolisian untuk menangkap Westerling.

Ketika berkunjung ke Belanda, Menteri Perekonomian RIS Juanda pada 20 Januari 1950 menyampaikan kepada Menteri Götzen, agar pasukan elit RST yang dipandang sebagai faktor risiko, secepatnya dievakuasi dari Indonesia. Sebelum itu, satu unit pasukan RST telah dievakuasi ke Ambon dan tiba di Ambon tanggal 17 Januari 1950. Pada 21 Januari Hirschfeld menyampaikan kepada Götzen bahwa Jenderal Buurman van Vreeden dan Menteri Pertahanan Belanda Schokking telah menggodok rencana untuk evakuasi pasukan RST.
Desersi

Pada 22 Januari pukul 21.00 dia telah menerima laporan, bahwa sejumlah anggota pasukan RST dengan persenjataan berat telah melakukan desersi dan meninggalkan tangsi militer di Batujajar.

Mayor KNIL G.H. Christian dan Kapten KNIL J.H.W. Nix melaporkan, bahwa kompi "Erik" yang berada di Kampemenstraat malam itu juga akan melakukan desersi dan bergabung dengan APRA untuk ikut dalam kudeta, namun dapat digagalkan oleh komandannya sendiri, Kapten G.H.O. de Witt. Engles segera membunyikan alarm besar. Dia mengontak Letnan Kolonel TNI Sadikin, Panglima Divisi Siliwangi. Engles juga melaporkan kejadian ini kepada Jenderal Buurman van Vreeden di Jakarta.

Antara pukul 8.00 dan 9.00 dia menerima kedatangan komandan RST Letkol Borghouts, yang sangat terpukul akibat desersi anggota pasukannya. Pukul 9.00 Engles menerima kunjungan Letkol. Sadikin. Ketika dilakukan apel pasukan RST di Batujajar pada siang hari, ternyata 140 orang yang tidak hadir. Dari kamp di Purabaya dilaporkan, bahwa 190 tentara telah desersi, dan dari SOP di Cimahi dilaporkan, bahwa 12 tentara asal Ambon telah desersi.
Kudeta

Namun upaya mengevakuasi Reciment Speciaale Troepen, gabungan baret merah dan baret hijau telah terlambat untuk dilakukan. Dari beberapa bekas anak buahnya, Westerling mendengar mengenai rencana tersebut, dan sebelum deportasi pasukan RST ke Belanda dimulai, pada 23 Januari 1950, Westerling melancarkan kudetanya. Subuh pukul 4.30, Letnan Kolonel KNIL T. Cassa menelepon Jenderal Engles dan melaporkan: "Satu pasukan kuat APRA bergerak melalui Jalan Pos Besar menuju Bandung."

Westerling dan anak buahnya menembak mati setiap anggota TNI yang mereka temukan di jalan. 94 anggota TNI tewas dalam pembantaian tersebut, termasuk Letnan Kolonel Lembong, sedangkan di pihak APRA, tak ada korban seorang pun.

Sementara Westerling memimpin penyerangan di Bandung, sejumlah anggota pasukan RST dipimpin oleh Sersan Meijer menuju Jakarta dengan maksud untuk menangkap Presiden Soekarno dan menduduki gedung-gedung pemerintahan. Namun dukungan dari pasukan KNIL lain dan TII (Tentara Islam Indonesia) yang diharapkan Westerling tidak muncul, sehingga serangan ke Jakarta gagal dilakukan.

Setelah puas melakukan pembantaian di Bandung, seluruh pasukan RST dan satuan-satuan yang mendukungnya kembali ke tangsi masing-masing. Westerling sendiri berangkat ke Jakarta, dan pada 24 Januari 1950 bertemu lagi dengan Sultan Hamid II di Hotel Des Indes. Hamid yang didampingi oleh sekretarisnya, dr. J. Kiers, melancarkan kritik pedas terhadap Westerling atas kegagalannya dan menyalahkan Westerling telah membuat kesalahan besar di Bandung. Tak ada perdebatan, dan sesaat kemudian Westerling pergi meninggalkan hotel.

Setelah itu terdengar berita bahwa Westerling merencanakan untuk mengulang tindakannya. Pada 25 Januari, Hatta menyampaikan kepada Hirschfeld, bahwa Westerling, didukung oleh RST dan Darul Islam, akan menyerbu Jakarta. Engles juga menerima laporan, bahwa Westerling melakukan konsolidasi para pengikutnya di Garut, salah satu basis Darul Islam waktu itu.

Aksi militer yang dilancarkan oleh Westerling bersama APRA yang antara lain terdiri dari pasukan elit tentara Belanda, menjadi berita utama media massa di seluruh dunia. Hugh Laming, koresponden Kantor Berita Reuters yang pertama melansir pada 23 Januari 1950 dengan berita yang sensasional. Osmar White, jurnalis Australia dari Melbourne Sun memberitakan di halaman muka: "Suatu krisis dengan skala internasional telah melanda Asia Tenggara." Duta Besar Belanda di Amerika Serikat, van Kleffens melaporkan bahwa di mata orang Amerika, Belanda secara licik sekali lagi telah mengelabui Indonesia, dan serangan di Bandung dilakukan oleh "de zwarte hand van Nederland" (tangan hitam dari Belanda).

Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/ Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta)

Pemberontakan PRRI/Permesta didahului dengan pembentukan dewan-dewan di beberapa daerah di Sumatera, antara lain Dewan Banteng di Sumatera Barat oleh Letnan Kolonel Achmad Husein (20 Desember 1956) ; Dewan Gajah di Medan oleh Kolonel Maludin Simbolon (22 Desember 1956) dan Dewan Manguni di Manado oleh Letnan Kolonel Ventje Sumuai (18 Februari 1957). Tanggal 10 1958 didirikan organisasi yang bernama Gerakan Perjuangan Menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang diketuai oleh Letnan Kolonel Achamad Husein. Gerakan Husein ini akhirnya mendirikan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) yang berkedudukan di Bukittinggi dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai pejabat presiden. Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) pada hari berikutnya mendukung dan bergabung dengan PRRI sehingga gerakan bersama itu disebut PRRI/Permesta. Permesta yang berpusat di Manado tokohnya adalah Letnan Kolonel Vantje Sumual, Mayor Gerungan, Mayor Runturambi, Letnan Kolonel D.J. Samba, dan Letnan Kolonel Saleh Lahade.

Untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta dilaksanakan operasi gabungan yang terdiri atas unsur-unsur darat, laut, udara, dan kepolisian. Serangkaian operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Operasi Tegas dengan sasaran Riau dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution. Tujuan mengamankan instansi dan berhasil menguasai kota. Pekanbaru pada tanggal 12 Maret 1958.

Operasi 17 Agustus dengan sasaran Sumatera Barat dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani berhasil menguasai kota Padang pada tanggal 17 April 1958 dan menguasai Bukittinggi 21 Mei 1958.

Operasi Saptamarga dengan sasaran Sumatera Utara dipimpin oleh Brigjen Jatikusumo.

Operasi Sadar dengan sasaran Sumatera Selatan dipimpin oleh Letkol Dr. Ibnu Sutowo.

Sedangkan untuk menumpas pemberontakan Permesta dilancarkan operasi gabungan dengan nama Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat, yang terdiri dari :

Operasi Saptamarga I dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah, dipimpin oleh Letkol Sumarsono.

Operasi Saptamarga II dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan, dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono.

Operasi Saptamarga III dengan sasaran Kepulauan Sebelah Utara Manado, dipimpin oleh Letkol Magenda.

Operasi Saptamarga IV dengan sasaran Sulawesi Utara, dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat

Pemberontakan ANDI AZIZ di Makasar

Adapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :
Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.

Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI

Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.


Karena tindakan Andi Azis tersebut maka pemerintah pusat bertindak tegas. Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan. Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.



Pemberontakan Republik Maluku (25 April 1950)

Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) yang dilakukan oleh Dr. Ch. R. S. Soumokil mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur. Soumokil sebenarnya terlibat dalam pemberontakan Andi Azis. Namun, setelah gagalnya gerakan itu ia melarikan diri ke Maluku Tengah dengan Ambon sebagai pusat kegiatannya. Untuk itu pemerintah mengutus Dr. Leimena untuk mengajak berunding. Misi Leimena tidak berhasil karena RMS menolak untuk berunding. Pemerintah bertindak tegas, pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel A. E. Kawilarang dikirimkan ke Ambon. Dalam pertempuran memperebutkan benteng New Victoria, Letkol Slamet Riyadi tertembak dan gugur. Pada tanggal 28 September 1950 pasukan ekspedisi mendarat di Ambon dan bagian utara pulau itu berhasil dikuasai. Tanggal 2 Desember 1963 Dr. Soumokil berhasil ditangkap selanjutnya tanggal 21 April 1964 diadili oleh Mahkamah Militer Laut Luar Biasa dan dijatuhi hukuman mati.

A.Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948

Peristiwa Madiun (atau Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.
Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.
Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun yang tidak baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama)

Latar belakang

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongan Sosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadi Komandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri
Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembali dari Moskow, Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Musso, a.l. Mr. Amir Sjarifuddin Harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, dll.
Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai.
Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.
Tanggal 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ke 3 orang tersebut dibunuh dan mayatnya dibuang di dalam hutan.
Demikian juga dr. Muwardi dari golongan kiri, diculik dan dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya.
Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.
Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI, termasuk Wakil Presiden Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Domino Theory. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.
Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "Huisje Hansje" Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Sukiman, Menteri Dalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkan di pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan", diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency - CIA
Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pada dia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dari Pemerintah Pusat
Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI.

Akhir konflik

Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.
Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti pasukan-pasukan pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.

B.Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Latar Belakang

Penandatanganan Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948 sebagai salah satu upaya untuk mengakhiri pertikaian Indonesia Belanda, ternyata telah menimbulkan dampak baru terhadap fase perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta. Penandatangan perjanjian tersebut tidak saja mempunyai akibat di bidang politik, melainkan juga berpengaruh di bidang militer Negara RI, sebagai konsekwensi logis dari hasil kristalisasi nilai-nilai pertemuan antara pihak-pihak yang mengadakan perundingan.
KOndisi ini dijelaskan oleh Disjarahad (1982) bahwa di dalam bidang politik pemerintahan RI dapat kita lihat dengan jelas. Daerah RI sesuai dengan keputusan Linggajati hanya meliputi pulau Jawa, Sumatra dan Madura semakin dipersempit, lebih-lebih lagi beberapa kota besar dari ketiga pulau tersebut di atas diduduki Belanda.
Sedangkan dalam bidang militer, pasukan-pasukan RI harus mundur dari kantong-kantong perjuangan menuju wilayah yang masih dikuasai republic. Hal ini senada dengan pernyataan Kahin (1995) bahwa pasukan-pasukan terbaik republik harus meninggalkan banyak kantong gerilya yang mereka duduki di balik garis Van Mook dan pindah ke wlayah yang masih dikuasi oleh republic.
Menurut perjanjian Renville, daerah Jawa Barat dala hal ini adalah daerah yang terletak di luar wilayah RI. Hijrahnya pasukan Siliwangi dari wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda menuju wilayah Jawa Tengah yang dikuasai RI, telah menimbulkan adanya suatu kekosongan pemerintahan RI di Jawa Barat. Kondisi inilah yang kemudian dijadikan sebuah kesempatan oleh apa yang dinamakan Gerakan DI/TII untuk mendirikan Negara Islam Indonesia.
Sehubungan dengan hal ini, Anne Marie The (1964) menyatakan bahwa masa vacuum (kekosongan) pemerintah RI di Jawa Barat tidak disia-siakan oleh Kartosuwirjo untuk menjadikan idenya suatu kenyataan. Sedangkan Kahin menyatakan bahwa akhirnya di Jawa Barat, di daerah yang terletak di luar wilayah menurut ketentuan Perjanjian Renville ada suatu organisasi politik yang baru terbentuk tapi kuat dan juga mencita-citakan kemerekaan republic. Organisasi tersebut tidak mengakui Perjanjian Renville dan tidak mau berperang melawan Belanda, dikenal dengan nama Darul Islam.

Perkembangan DI/TII

Darul Islam (dalam bahasa Arab dar al-Islam), secara harfiah berarti “rumah” atau “keluarga” islam, yaitu “dunia atau wilayah Islam”. Yang dimaksud dengan ungkapan tersebut adalah bagian dari wilayah Islam yang di dalamnya keyakinan dan pelaksanaan syariat Islam serta peraturannya diwajibakan. Lawannya adalah Darul Harb, yakni “wilayah perang, dunia kafir”, yang berangsur-angsur akan dimasukkan ke dalam dar al Islam.
Gerakan DI/TII yang dipimpin oleh SM Kartosuwirjo ini memang merupakan suatu gerakan yang menggunakan motif-motif ideology agama sebagai dasar penggeraknya, yaitu mendirikan Negara Islam Indonesia. Adapun daerah atau tempat GErakan DI/TII yang pertama dimulai di daerah pegunungan di Jawa Barat, yang membentang sekitar Bandung dan meluas sampai ke sebelah timur perbatasan Jawa Tengah, yang kemudian menyebar ke bagian-bagian lain di Indonesia.
Perbedaan-perbedaan ideologis mengenai dasar Negara sebenarnya telag ada sebelum proklamasi Negara Islam Indonesia itu sendiri. Namun adanya musuh bersama, dalam hal ini Belanda, mendorong para pemimpin bangsa Indonesia untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan ideologis tersebut. Van Dijk (1995) menyatakan bahwa melucuti kesatuan-kesatuan Jepang yang mundur, menentang campur tangan Inggris dan menentang kembalinya Belanda meminta perhatian setiap orang sepenuhnya dan untuk sementara menggeser perbedaan-perbedaan ideologis ke latar belakang.
Kristalisasi dari gerakan ini semakin nyata setelah ditanda tanganinya Perjanjian Renville. Adapun upaya-upaya yang dilakukan SM. Kartosuwirjo untuk membentuk Negara Islam, pertama-tama adalah dengan mengadakan Konferensi di Cisayong Tasikmalaya Selatan tanggal 10-11 Februari 1948. Keputusan yang diambil adalah merubah system ideology Islam dari bentuk kepartaian menjadi bentuk kenegaraan, yaitu menjadikan Islam sebagai ideology Negara. Konferensi kedua diadakan di Cijoho tanggal 1 Mei 1948, dimana hasil yang dicapai adalah apa yang disebut Ketatanegaraan Islam, yaitu dibentuknya suatu Dewan Imamah yang dipimpin langsung oleh SM. Kartosuwirjo. Selain itu disusun semacam UUD yang disebut Kanun Azazi, yang menyatakan pembentukan Negara Islam Indonesia dengan hokum tertinggi Al-Quran dan Hadist (PInardi 1964).
Adanya Aksi Polisional Belanda yang melancarkan Agresi Militer II tanggal 18 Desemer 1948, tampaknya semakin mempercepat kea rah pembentukan Negara Islam Indonesia, dimana Agresi MIliter Belanda II tersebut telah berhasil merebut ibukota RI Yogyakarta dan menawan Presiden, Wapres beserta sejumlah Menteri. Momentum inilah yang kemudian dianggap sebagai kehancuran RI, dan kesempatan tersebut digunakan untuk membentuk Negara Islam Indonesia yang diproklamirkan tanggal 7 Agustus 1949. Peristiwa tersebut merupakan titik kulminasi subversi dalam negeri pada masa itu.
Satu hal yang menarik dari gerakan ini dibandingkan dengan gerakan separatisme lainnya, adalah perkembangannya yang cukup lama di atas wilayah yang cukup luas. Keuletan ini tidak terlepas dari factor-faktor yang mempengaruhi munculnya gerakan DI/TII, yang kemudian mendorong sebagian rakyat untuk ikut mendukung gerakan itu, yang akhirnya memberi kekuatan dan keuletan pada Gerakan DI/TII selama hampir 13 tahun.
Gerakan DI/TII akhirnya tetap menjadi sebuah gerakan daerah, sampai akhirnya SM. Kartosuwirjo tertangkap tanggal 4 JUni 1962 dalam sebuah operasi yang bernama Pagar Betis. Dengan penangkapan dan pelaksanaan hukuman mati terhadap SM. Kartosuwirjo, maka berakhirlah pemberontakan yang terorganisir di Jawa Barat selama lebih dari 10 tahun. Namun hal itu tidak cukup membuat peristiwa tersebut mudah dilupakan, katena walau bagaimanapun gerakan ini tidak saja menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat biasa, melainkan juga sebuah tragedy dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara

1. DI/TII Jawa Barat

Pada awalnya DI/NII di Jawa Barat banyak mendapat dukungan dari para kiai dan alim ulama Jawa Barat, kecuali dari kelompok kiai dan alim ulama Priangan Barat yang berada dibawah pengaruh Kiai Ahmad Sanusi. Seperti dikemukakan oleh A.E. Kawilarang, salah satu yang menguntungkan bagi perjuangan RI di Jawa Barat adalah dukungan Kiai Ahmad Sanusi dan Kiai Damanhuri (adik kandung Ahmad Sanusi) terhadap RI. Pengaruh kedua kiai itu di wilayah Priangan dan Karesidenan Bogor, membuat pengaruh DI/TII di kedua wilayah itu tidak begitu berkembang. Selain itu, kekuatan TNI yang sebagian diantaranya tidak beragama Islam (sepertit Kawilarang sendiri) dapat disambut sebagian besar masyarakat Jawa Barat sebagai bagian dari mereka, dan sebagai pejuang mereka (Ramadhan KH 1988).
Dalam mempertahankan 'kedaulatannya' sekaligus menyebarluaskan pengaruhnya, DI membagi wilayah dalam tiga kategori, yaitu daerah I yang merupakan "Ibu daerah Negara Islam" di mana berlaku kekuasaan dan hukum-hukum Islam. Kemudian daerah II merupakan daerah yang terdekat dengan Daerah I, namun belum berlaku hukum Islam. Para pemimpin DI di daerah ini berkewajiban untuk menarik setoran 2% setiap minggunya dari penghasilan penduduk setempat, serta berkewajiban untuk melakukan pemberontakan langsung yang berhubungan dengan DI. Dan yang terakhir adalah Daerah III, yaitu suatu wilayah yang diupayakan oleh para pemimpinnya untuk dijadikan sebagai daerah II dan seterusnya menjadi daerah I.
Namun popularitas DI di kalangan para kiai dan ulama Priangan pada khususnya semakin menurun, setelah mereka melihat berbagai kegiatan dan tindakannya dinilai tidakIslami. Oleh karena itu beberapa kiai dan ulama yang semula mendukungnya, bahkan ikut naik gunung bertempur bersama Kartosuwirjo, menarik kembali dukungannya. Mereka kembali turun ke desa atau kota asalnya seperti yang lebih dahulu dilakukan oleh Kiai Yusuf Tojiri (Jawa Barat 1953).

2. DI/TII di Aceh

Kartosuwirjo sendiri terus berusaha mencari dukungan bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari kalangan dunia internasional. Ada beberapa hal yang cukup menguntungkan bagi Kartosuwirjo, adalah beberapa kebijakan yang dilakukan oleh sebab pemerintah RI. Sebagai contoh kebijakan pembentukan daerah provinsi Sumatera Utara di mana wilayah Aceh termasuk di dalamnya, ternyata menyakitkan masyarakat Aceh. Tokoh-tokoh masyarakat Aceh, terutama para ulama yang tergabung dalam PUSA, menginginkan agar daerah Aceh dijadikan sebagai provinsi sendiri dengan status yang agak berlainan (yaitu kebebasan dalam menerapkan syariat Islam). Oleh karena itu mereka memberontak. Pemberontakan itu dapat diredakan dengan keputusan pemerintah menjadikan Aceh sebagai daerah Istimewa dengan status provinsi.
Akan tetapi kebijakan pemerintah yang tidak merealisir 'keistimewaan' daerah Aceh itu, kembali membuat beberapa ulama merasa kecewa. Apalagi adanya beberapa kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat Aceh. Maka pemberontakan itu pun kembali meledak. Di bawah pimpinan Tengku Daud Beureuh, diproklamasikan berdirinya Negara Islam yang kemudian secara resmi mengaku Kartosuwirjo sebagai imamnya. (lihat Van Dijk).

3. DI/TII di Sulawesi Selatan

perjuangan mempertahankan kemerdekaan di berbagai daerah

kepada pemimpin diatas. Beliau menganggap bahwa Bali bukanlah tempat untuk melakukan perundingan tersebut. Beliau menganggap dirinya hanyalah rakyat biasa yang hanya akan melakukan perlawanan bukan perundingan. Ngurah Rai merasa lebih baik melakukan perang daripada harus melakukan perundingan. Pihak pejuang Bali tidak bersedia, bahkan terus memperkuat pertahanan dengan mengikutsertakan seluruh rakyat terutama para pemuda Bali.
Untuk memudahkan kontak dengan Jawa, I Gusti Ngurah Rai pernah mengambil siasat untuk memindahkan perhatian Belanda ke bagian timur Pulau Bali. Pada 28 Mei 1946 Rai mengerahkan pasukannya menuju ke timur dan ini terkenal dengan sebutan Long March. Selama diadakan Long March itu pasukan gerilya sering dihadang oleh tentara Belanda sehingga sering terjadi pertempuran. Pertempuran yang membawa kemenangan di pihak pejuang ialah pertempuran Tanah Arun, yaitu pertempuran yang terjadi di sebuah desa kecil di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem. Dalam pertempuran Tanah Arun yang terjadi 9 Juli 1946 itu pihak Belanda banyak menjadi korban. Setelah pertempuran itu pasukan Ngurah Rai kembali menuju arah barat menuju banjar ole yang kemudian sampai di Desa Marga (Tabanan). Untuk lebih menghemat tenaga karena terbatasnya persenjataan, ada beberapa anggota pasukan terpaksa disuruh berjuang bersama-sama dengan masyarakat. Perpindahan ini diketahui oleh pasukan Belanda. Mereka pun mengadakan serangan besar-besaran di desa marga. Namun saat itu pasukan I GUsti Ngurah Rai yakni pasukan Ciung Wenara berhasil menghalaunya.
Pasukan Belanda tidak kehabisan akal. Pasukan belanda ternyata mendapatkan bantuan pesawat tempur dan senjata sehingga kedudukan pun menjadi semakin tak seimbang. Peralatan tempur Belanda menyulitkan I Gusti Ngurah rai untuk melakukan perlawanan.
Pasukan I Gusti Ngurah Rai kemudian terjebak dalam medan terbuka yang dibalakangnya terdapat jurang yang sangat dalam. Dalam kondisi seperti inilah beliau mengeluarkan perintah untuk melakukan puputan. Disini para pemuda Bali berkumpul dan membantu perjuangan dari pasukan I Gusti Ngurah Rai.
Pada waktu berada di desa marga Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk merebut senjata polisi NICA yang ada di kota Tabanan. Perintah itu dilaksanakan pada 18 November 1946 (malam hari) dan berhasil baik. Beberapa senjata dan pelurunya dapat direbut. I Gusti Ngurah Rai pun berhasil membujuk seorang komandan polisi NICA untuk ikut menggabungkan diri kepada pasukan Ngurah Rai. Setelah itu pasukan segera kembali ke Desa Marga. Pada tanggal 20 November 1946 dini hari, pasukan Belanda mulai mengadakan pengurungan terhadap Desa Marga. Kurang lebih pukul 10.00 pagi mulailah terjadi tembak-menembak antara pasukan NICA dengan pasukan I Gusti Ngurah Rai. Pada pertempuran yang seru itu pasukan bagian depan Belanda banyak yang mati tertembak. Oleh karena itu, Belanda segera mendatangkan bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali ditambah pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar. Di dalam pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan "Puputan" sehingga pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur, termasuk Ngurah Rai sendiri. Sebaliknya, di pihak Belanda kurang lebih 400 orang yang tewas. Untuk mengenang peristiwa tersebut kini pada bekas arena pertempuran itu didirikan Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa.
I Gusti Ngurah Rai melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. (Puputan, dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga"; Marga adalah sebuah desa ibukota salah satu kecamatan Kabupaten Tabanan, Bali).

7.Perjanjian Linggarjati

Perundingan Linggarjati atau kadang juga disebut Perundingan Linggajati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.

Latar Belakang
Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang menetapkan status quo di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti contohnya Peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia, oleh sebab itu, Sir Archibald Clark Kerr, diplomat Inggris, mengundang Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, namun perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan Madura, namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.

HOGE VOLUWE

Perjanjian Linggarjati didahului oleh perundingan di HogeVoluwe, Negeri Belanda dari tanggal 14-24 April 1946, berdasarkan suatu rancangan yang disusun oleh Sjahrir, Perdana Mentri dalam Kabinet Sjahrir II.
Sebelumnya tanggal 10 Februari 1946, sewaktu Sjahrir menjabat Perdana Mentri dalam Kabinet Sjahrir I, Van Mook telah menyampaikan kepada Sjahrir rencana Belanda yang berisi pembentukan negara persemakmuran Indonesia, yang terdiri atas kesatuan kesatuan yang mempunyai otonomi dari berbagai tingkat negara persemakmuran menjadi bagian dari Kerajaan Belanda. Bentuk politik ini hanya berlaku untuk waktu terbatas, setelah itu peserta dalam kerajaan dapat menentukan apakah hubungannya akan dilanjutkan berdasarkan kerjasama yang bersifat sukarela.
Sementara itu pemerintah Inggris mengangkat seseorang Diplomat tinggi Sir Archibald Clark Kerr (yang kemudian diberi gelar Lord Inverchapel), untuk bertindak sebagai ketua dalam perundingan Indonesia – Belanda.
Segera setelah terbentuknya Kabinet Sjahrir II, Sjahrir membuat usulan-usulan tandingan. Yang penting dalam usul itu ialah bahwa : (A) RI diakui sebagai negara berdaulat yang meliputi daerah bekas Hindia Belanda, dan (B) antara negeri Belanda dan RI dibentuk Federasi. Jelaslah behwa usul ini bertentangan dengan usul Van Mook. Setelah diadakan perundingan antara Van Mook dan Sjahrir dicapai kesepakatan :

(a) Rancangan perstujuan diberikan bentuk sebagai Perjanjian Indonesia Internasional dengan “Preambule”.
(b) Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan de Facto Republik atas Pulau Jawa dan Sumatra.
Pada rapat Pleno tanggal 30 Maret 1946 Van Mook menerangkan bahwa rancangannya merupakan usahanya pribadi tanpa diberi kekuasaan oleh pemerintahnya . Maka diputuskan bahwa Van Mook akan pergi ke Negeri Belanda, dan cabinet mengirim satu delegasi ke Negeri Belanda yang terdiri atas Soewandi, Soedarsono dan Pringgodigdo. Perundingan diadakan tanggal 14-24 April 1946. Pada hari pertama perundingan sudah mencapai Deadlock, karena bentuk perjanjian Internasional (treaty) tidak dapat diterima oleh kabinet Belanda. Perjanjian Internasional akan berarti bahwa RI mempunyai kedudukan yang sama dengan Belanda didunia Internasional. Padahal Belanda tetap menganggap dirinya sebagai negara pemegang kedaulatan atas Indonesia. Perundingan di Hoge Voluwe merupakan kegagalan, akan tetapi pengalaman yang diperoleh dari perundingan Hoge Voluwe ternyata berguna dalam perjanjian Linggarjati

Misi pendahuluan

Pada akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata (14 Oktober) dan meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai tanggal 11 November 1946.

Jalannya perundingan Linggarjati

Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Kabinet Sjahrir III yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan tiga anggota: Mohammad Roem, Susanto Tirtoprodjo, dan AK Gani. Belanda diwakili oleh tim yang disebut Komisi Jendral dan dipimpin oleh Schermenhorn dengan anggota Max Van Poll, F de Boer, dan HJ Van Mook. Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.

Hasil perundingan

Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi:

1)Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasar federasi, yang dinamai Republik Indonesia Serikat.
2)Pemerintah Republik Indonesia Serikat akan tetap bekerja sama dengan pemerintah Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda.
3)Belanda mengakui kedaulatan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.


Dampak Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia, contohnya beberapa partai seperti Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakyat Jelata. Partai-partai tersebut menyatakan bahwa perjanjian itu adalah bukti lemahnya pemerintahan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 6/1946, dimana bertujuan menambah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat agar pemerintah mendapat suara untuk mendukung perundingan linggarjati.

Pelanggaran Perjanjian

Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.

8.Agresi Militer Belanda I

Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Agresi yang merupakan pelanggaran dari Persetujuan Linggajati ini menggunakan kode "Operatie Product".

Latar belakang
Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum agar supaya RI menarik mundur pasukannya sejauh 10 km. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.
Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Linggajati. Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Agresi
Serangan di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, bahkan telah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 20 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis agresi militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda berhasil menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sumatera Timur, sasaran mereka adalah daerah perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, sasaran utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.
Pada agresi militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu Korps Speciaale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini ditugaskan tidak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera.
Agresi tentara Belanda berhasil merebut daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.
Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrachman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo.
Pada 9 Desember 1947, terjadi Pembantaian Rawagede dimana tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede, yang terletak di antara Karawang dan Bekasi, Jawa Barat.

Campur tangan PBB
Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB, karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.
Belanda ternyata tidak memperhitungkan reaksi keras dari dunia internasional, termasuk Inggris, yang tidak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.
Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi menggunakan nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik antara Republik Indonesia dengan Belanda sebagai The Indonesian Question.
Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran.
Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini awalnya hanyalah sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), dan lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sebagai pihak yang netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Dampak Agresi Militer Belanda I

Dampak dari agresi militer yang dilakukan oleh Belanda menimbulkan jatuhnya ribuan korban rakyat Indonesia. Agresi militer yang dilakukan oleh Belanda juga menimbulkan reaksi dari dunia internasional. Dewan keamanan PBB ikut campu tangan dalam usaha penanganan masalah permusuhan antara Indonesia dengan Belanda. Dewan keamanan PBB pun memfasilitasi kedua negara yang bertikai untuk berunding mencari jalan penyelesaian masalah. PP membentuk komisi untuk penyelesaian masalah Indonesia-Belanda yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara. Indonesia dan Belanda diberikan kesempatan untuk memilih satu negara sebagai wakil untuk menjadi anggota komisi. Indonesia memilih Australia sebagai wakilnya yang diwakili oleh Richard Kirby dan Belanda memilih Belgia sebagai wakilnya yang diwakili oleh Paul Van zeeland. Amerika Serikat ditunjuk untuk menjadi penengah dalam komisi ini.
Dampak lain dari Aresi militer Belanda yang pertama ini juga menyebabkan kabinet Syahrir III jatuh, karena dianggap gagal dalam perundingan dengan Belanda .

9.Perjanjian Renville

Latar Belakang

Perjanjian Renville merupakan kelanjutan dari perundingan yang dilakukan oleh kedua negara yang bertikai yaitu Indonesia dan Belanda yang difasilitasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN) yang dibentuk oleh PBB. KTN bersepakat untuk membawa kembali masalah antara Indonesia dan Belanda ini ke meja perundingan yang akan dilaksanakan diatas kapal milik Amerika Serikat yang bernama U.S.S. Renville

Proses Perundingan

Dengan difasilitasi oleh Committee of Good Offices for Indonesia, pada 8 Desember 1947 dimulai perundingan antara Belanda dan Indonesia di Kapal Perang AS Renville sebagai tempat netral, karena Pemerintah Republik Indonesia menolak berunding di Jakarta. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Dan yang sangat luar biasa di sini adalah, delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Di sini terlihat jelas keberhasilan politik divide et impera Belanda yang dapat menampilkan seorang pribumi untuk menghadapi bangsanya sendiri. Namun ini juga menunjukkan watak orang-orang seperti Wijoyoatmojo, yang demi pangkat, jabatan dan uang, rela mengorbankan –bahkan membunuh- bangsanya sendiri untuk kepentingan penjajah.
Pada perundingan di kapal Renville tersebut, Belanda kembali menunjukkan keunggulan berdiplomasi dalam perundingan dan di lain pihak, Indonesia sekali lagi menunjukkan kelemahannya. Belanda bersikukuh dengan sikap mereka, yaitu tidak bersedia mundur ke batas demarkasi sebelum agresi militer, dan tetap mempertahankan batas demarkasi baru yang dinamakan “Garis van Mook” sebagai hasil agresi militer mereka. Garis van Mook itu untuk Belanda merupakan “Dream Line” (garis impian) karena dengan demikian Belanda memperoleh penambahan wilayah yang sangat besar, baik di Sumatera mau pun di Jawa, terutama daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh Belanda, seperti minyak dan hasil pertambangan lain.
Tanggal 17 Januari 1948, ditandatangani kesepakatan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Belanda, yang kemudian dikenal sebagai “Persetujuan Renville.”
Namun sejak Pemerintah RI dan Belanda pada 17 Agustus 1947 sepakat untuk diadakannya gencatan senjata hingga ditandatanganinya Persetujuan Renville, pertempuran terus terjadi antara tentara Belanda dengan berbagai laskar-laskar yang tidak termasuk TNI, dan sesekali unit pasukan TNI juga terlibat baku tembak dengan tentara Belanda, seperti yang terjadi antara Karawang dan Bekasi.
Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan enclave (kantong-kantong) yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi “Hijrah” ke Jawa Tengah.

Dampak Perjanjian Renville

Perjanjian Renville menimbulkan dampak yang merugikan bagi Indonesia karena pihak Indonesia harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan menyebabkan Divisi Siliwangi harus meninggalkan Jawa Barat untuk melakukan perjalanan ke jawa Tengah. Tidak semua pejuang Indonesia yang berada di jawa Barat mematuhi keputusan dari perjanjian Renville. Berbagai pasukan yang tergabung dalam Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hisbullah dibawah pimpinan Sekarmaji marijan Kartosuwiryo menolak untuk meninggalkan Jawa Barat dan memilih untuk tetap bertahan dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Kabinet Amir Syarifuddin tidak dapat dipertahankan lagi karena banyak pihak yang menentang hasil-hasil perundingan dan kabinet Amir Syarifuddin dianggap gagal dan pada tanggal 23 Januari 1948 mandatnya sebagai Perdana Menteri diserahkan kembali kepada Presiden Republik Indonesia.

10.Agresi Militer Belanda II

Agresi Militer Belanda II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibukota RI di Yogyakarta. Kabinet mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak diplomatik dapat diadakan.

Latar Belakang

Belanda yang masih inginmenguasai wilayah-wilayah di Indonesia akhirnya melakukan pelanggaran terhadap keputusan yang dihasilkan pada perjanjian Renville. Belanda. Belanda melanggar kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata dan melancarkan serangannya ke wilayah Republik Indonesia.

Serangan ke Maguwo
Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30, siaran radio dari Jakarta menyebutkan, bahwa besok paginya Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr. Beel, akan mengucapkan pidato yang penting. Sementara itu Jenderal Spoor yang telah berbulan-bulan mempersiapkan rencana pemusnahan TNI memberikan instruksi kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk memulai penyerangan terhadap kubu Republik. Operasi tersebut dinamakan "Operasi Kraai."
Pukul 2.00 pagi 1e para-compgnie (pasukan para I) KST di Andir memperoleh parasut mereka dan memulai memuat keenambelas pesawat transportasi, dan pukul 3.30 dilakukan briefing terakhir. Pukul 3.45 Mayor Jenderal Engles tiba di bandar udara Andir, diikuti oleh Jenderal Spoor 15 menit kemudian. Dia melakukan inspeksi dan mengucapkan pidato singkat. Pukul 4.20 pasukan elit KST di bawah pimpinan Kapten Eekhout naik ke pesawat dan pukul 4.30 pesawat Dakota pertama tinggal landas. Rute penerbangan ke arah timur menuju Maguwo diambil melalui Lautan Hindia. Pukul 6.25 mereka menerima berita dari para pilot pesawat pemburu, bahwa zona penerjunan telah dapat dipergunakan. Pukul 6.45 pasukan para mulai diterjunkan di Maguwo.
Seiring dengan penyerangan terhadap bandar udara Maguwo, pagi hari tanggal 19 Desember 1948, WTM Beel berpidato di radio dan menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Renville. Penyerbuan terhadap semua wilayah Republik di Jawa dan Sumatera, termasuk serangan terhadap Ibukota RI, Yogyakarta, yang kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II telah dimulai. Belanda konsisten dengan menamakan agresi militer ini sebagai "Aksi Polisional".
Penyerangan terhadap Ibukota Republik, diawali dengan pemboman atas lapangan terbang Maguwo, di pagi hari. Pukul 05.45 lapangan terbang Maguwo dihujani bom dan tembakan mitraliur oleh 5 pesawat Mustang dan 9 pesawat Kittyhawk. Pertahanan TNI di Maguwo hanya terdiri dari 150 orang pasukan pertahanan pangkalan udara dengan persenjataan yang sangat minim, yaitu beberapa senapan dan satu senapan anti pesawat 12,7. Senjata berat sedang dalam keadaan rusak. Pertahanan pangkalan hanya diperkuat dengan satu kompi TNI bersenjata lengkap. Pukul 06.45, 15 pesawat Dakota menerjunkan pasukan KST Belanda di atas Maguwo. Pertempuran merebut Maguwo hanya berlangsung sekitar 25 menit. Pukul 7.10 bandara Maguwo telah jatuh ke tangan pasukan Kapten Eekhout. Di pihak Republik tercatat 128 tentara tewas, sedangkan di pihak penyerang, tak satu pun jatuh korban.
Sekitar pukul 9.00, seluruh 432 anggota pasukan KST telah mendarat di Maguwo, dan pukul 11.00, seluruh kekuatan Grup Tempur M sebanyak 2.600 orang –termasuk dua batalyon, 1.900 orang, dari Brigade T- beserta persenjataan beratnya di bawah pimpinan Kolonel D.R.A. van Langen telah terkumpul di Maguwo dan mulai bergerak ke Yogyakarta.
Serangan terhadap kota Yogyakarta juga dimulai dengan pemboman serta menerjunkan pasukan payung di kota. Di daerah-daerah lain di Jawa antara lain di Jawa Timur, dilaporkan bahwa penyerangan bahkan telah dilakukan sejak tanggal 18 Desember malam hari. Segera setelah mendengar berita bahwa tentara Belanda telah memulai serangannya, Panglima Besar Soedirman mengeluarkan perintah kilat yang dibacakan di radio tanggal 19 Desember 1948 pukul 08.00.

Dampak Agresi Militer Belanda II

Dalam setiap aksi militer yang dilakukan oleh Belanda menimbulkan korban yang tidak sedikit dari pihak Indonesia. Belanda yang secara terang-terangan tidak mengakui lagi hasil kesepakatan dalam perjanjian Renville terus melakukan serangan ke wilayah Republik Indonesia. Aksi yang dilakukan Belanda ini membuat Dewan Keamanan PBB memaksa Belanda dan Indonesia untuk kembali naik ke meja perundingan. Selain itu Amerika Serikat juga mencam akan menghentikan bantuan keuangan dan ekonomi kepada Belanda apabila terus melakukan aksinya tersebut.

11.Pemerintahan darurat Republik Indonesia

Pembentukkan Pemerintahan darurat Republik Indonesia dilatar belakangi oleh kondisi yang terjadi pada Republik Indonesia pada waktu itu. Belanda yang secara terang-terangan tidak mengakui lagi hasil kesepakatan dalam perjanjian Renville melancarkan serangan ke Ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta dan berhasil menangkap serta menahan para pemimpin bangsa seperti Soekarno, Mohammad hatta, dan Syahrir. Mendengar kondisi Republik Indonesia yang demikian, Mr. Syafruddin Prawiranegara yang menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi berinisiatif untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Saat itulah, Mr. Syafruddin Prawiranegara, yang menjabat Menteri Kemakmuran dan saat itu sedang berada di Bukittinggi, mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera Selatan pada 22 Desember 1948, dan berusia hanya beberapa bulan saja, tepatnya sampai dengan 13 Juli 1949.
Ketika mendengar berita bahwa tentara Belanda telah menduduki Ibukota Yogyakarta dan menangkap sebagian besar pimpinan Pemerintahan Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari, Mr. Syafruddin Prawiranegara bersama Kol. Hidayat, Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera, mengunjungi Mr. T. Mohammad Hassan, Ketua Komisaris Pemerintah Pusat di kediamannya, untuk mengadakan perundingan. Malam itu juga mereka meninggalkan Bukittinggi menuju Halaban, perkebunan teh 15 Km di selatan kota Payakumbuh.
Sejumlah tokoh pimpinan Republik yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban, dan pada 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mr.TM. Hasan, Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat, Mr. Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti Sitompul, Maryono Daubroto, Direktur BNI Mr. A Karim, Rusli Rahim dan Mr. Latif. Walaupun secara resmi kawat Presiden Sukarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:

Mr. Syafruddin Prawiranegara, Ketua PDRI/Menteri Pertahanan/ Menteri Penerangan/Menteri Luar Negeri ad interim
Mr. T. M. Hassan, Wakil Ketua PDRI/Menteri Dalam Negeri/Menteri PPK/Menteri Agama,
Mr. St. Mohammad Rasjid, Menteri Keamanan/Menteri Sosial, Pembangunan, Pemuda,
Mr. Lukman Hakim, Menteri Keuangan/Menteri Kehakiman,
Ir. M. Sitompul, Menteri Pekerjaan Umum/Menteri Kesehatan,
Ir. Indracaya, Menteri Perhubungan/Menteri Kemakmuran.

Sekitar satu bulan setelah agresi militer Belanda, dapat terjalin komunikasi antara pimpinan PDRI dengan keempat Menteri yang berada di Jawa. Mereka saling bertukar usulan untuk menghilangkan dualisme kepemimpinan di Sumatera dan Jawa.
Setelah berbicara jarak jauh dengan pimpinan Republik di Jawa, maka pada 31 Maret 1948, Prawiranegara mengumumkan penyempurnaan susunan pimpinan Pemerintah Darurat Republik Indonesia sebagai berikut:

Mr. Syafruddin Prawiranegara, Ketua merangkap Menteri Pertahanan dan Penerangan,
Mr. Susanto Tirtoprojo, Wakil Ketua merangkap Menteri Kehakiman dan Menteri Pembangunan dan Pemuda,
Mr. AA Maramis, Menteri Luar Negeri (berkedudukan di New Delhi, India).
dr. Sukiman, Menteri Dalam Negeri merangkap Menteri Kesehatan.
Mr. Lukman Hakim, Menteri Keuangan.
Mr. Ignatius J. Kasimo, Menteri Kemakmuran/Pengawas Makanan Rakyat.
Kyai H. Maskur, Menteri Agama.
Mr. T. Moh. Hassan, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.
Ir. Indracahya, Menteri Perhubungan.
Ir. Mananti Sitompul, Menteri Pekerjaan Umum.
Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Menteri Perburuhan dan Sosial.

Sementara para Pejabat di bidang militer:

Letnan Jenderal Sudirman, Panglima Besar Angkatan Perang RI.
Kolonel AH. Nasution, Panglima Tentara & Teritorium Jawa.
Kolonel R. Hidayat Martaatmaja, Panglima Tentara & Teritorium Sumatera.
Kolonel Nazir, Kepala Staf Angkatan Laut.
Komodor Udara Humbertus Suyono, Kepala Staf Angkatan Udara.
Komisaris Besar Polisi Umar Said, Kepala Kepolisian Negara.

Kemudian pada 16 Mai 1949, dibentuk Komisariat PDRI untuk Jawa yang dikoordinasikan oleh Mr. Susanto Tirtoprojo, dengan susunan sbb.:

Mr. Susanto Tirtoprojo, urusan Kehakiman dan Penerangan.
Mr. Ignatius J. Kasimo, urusan Persediaan Makanan Rakyat.
R. Panji Suroso, urusan Dalam Negeri.

Selain itu dr. Sudarsono, Wakil RI di India, Mr. Alexander Andries Maramis, Menteri Luar Negeri PDRI yang berkedudukan di New Delhi, India, dan LN. Palar, Ketua delegasi Republik Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah tokoh-tokoh yang sangat berperan dalam menyuarakan Republik Indonesia di dunia internasional. Dalam situasi ini, secara de facto, Mr. Syafruddin Prawiranegara adalah Kepala Pemerintah Republik Indonesia.
Walaupun usia Pemerintah Darurat Republik Indonesia ( PDRI ) hanya berusia pendek, namun hal itu sangatlah besar artinya bagi perjuangan bangsa Indonesia, karena disaat pemerintahan resmi tidak berjalan karena Agresi Militer Belanda, Indonesia tetap mempunyai pemerintahan yang siap dalam memperjuangkan haknya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Jadi tidak ada ke-vakum-an dalam pemerintahan.

peristiwa politik-ekonomi pasca kedaulatan




A. Berbagai Faktor yang Memengaruhi Proses Kembalinya Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan

Bagian penting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia, namun hanya “ setengah hati.” Hal ini terbukti dengan munculnya perbedaan dan pertentangan antarkelompok bangsa. Dua kekuatan besar yang saling berseberangan yaitu:
1. kelompok unitaris, artinya kelompok pendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
2. kelompok pendukung Negara Federal-RIS.

JELI Jendela Info
Undang Undang Dasar yang pernah berlaku di Indonesia yaitu:
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 s.d. 27 Desember 1949),
2. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 s.d. 17 Agustus 1950),
3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959),
4. UUD 1945 (5 Juli 1959 s.d. sekarang), dan mengalami empat kali amandemen.

Dampak dari terbentuknya Negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan Konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta sebagai perdana menteri. Perlu diingat bahwa dalam Konstitusi RIS 1949 tidak mengenal jabatan wakil presiden. Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa Indonesia sehingga Belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia. Kelompok ini sangat menentang dan menolak ide federasi dalam bentuk negara RIS.

JELI Jendela Info
Ada beberapa tahap dan proses kembalinya negara RIS ke NKRI.
a. Negara Pasundan tanggal 11 Maret 1950 bergabung ke RI.
b. Tanggal 22 April 1950 tinggal RI, NST, dan NIT.
c. Tanggal 14 Agustus 1950 Senat dan DPR mengesahkan UUDS 1950.
d. Tanggal 15 Agustus 1950 Soekarno membacakan Piagam Persetujuan Kembali ke NKRI.
e. Tanggal 17 Agustus 1950 secara resmi RIS berakhir dan terbentuk NKRI.

Pada akhirnya kelompok unitaris semakin memperoleh simpati. Berikut ini sejumlah faktor yang memengaruhi proses kembalinya negara RIS menjadi NKRI.
1. Bentuk negara RIS bertentangan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Pembentukan negara RIS tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
3. Bentuk RIS pada dasarnya merupakan warisan dari kolonial Belanda yang tetap ingin berkuasa di Indonesia.
4. Berbagai masalah dan kendala politik, ekonomi, sosial, dan sumber daya manusia dihadapi oleh negara-negara bagian RIS.

Pada tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno membacakan Piagam terbentuknya NKRI. Peristiwa ini juga menandai berakhirnya bentuk RIS. Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.

B. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan

Pasca pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di bidang ekonomi sangatlah kompleks. Berikut ini masalah-masalah tersebut.
1. Belum terwujudnya kemerdekaan ekonomi

Kondisi perekonomian Indonesia pasca pengakuan kedaulatan masih dikuasai oleh asing. Untuk itu para ekonom menggagas untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Salah satu tokoh ekonom itu adalah Sumitro Djoyohadikusumo. Ia berpendapat bahwa bangsa Indonesia harus selekasnya ditumbuhkan kelas pengusaha. Pengusaha yang bermodal lemah harus diberi bantuan modal. Program ini dikenal dengan gerakan ekonomi Program Benteng. Tujuannya untuk melindungi usaha-usaha pribumi. Ternyata program benteng mengalami kegagalan. Banyak pengusaha yang menyalahgunakan bantuan kredit untuk mencari keuntungan secara cepat.
2. Perkebunan dan instalasi-instalasi industri rusak

Akibat penjajahan dan perjuangan fisik, banyak sarana prasarana dan instalasi industri mengalami kerusakan. Hal ini mengakibatkan kemacetan dalam bidang industri, kondisi ini mempengaruhi perekonomian nasional.
3. Jumlah penduduk meningkat cukup tajam

Pada pasca pengakuan kedaulatan, laju pertumbuhan penduduk meningkat. Pada tahun 1950 diperkirakan penduduk Indonesia sekitar 77,2 juta jiwa. Tahun 1955 meningkat menjadi 85,4 juta. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat berakibat pada peningkatan impor makanan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan akan lapangan kerja meningkat. Kondisi tersebut mendorong terjadinya urbanisasi.
4. Utang negara meningkat dan inflasi cukup tinggi

Setelah pengakuan kedaulatan, ekonomi Indonesia tidak stabil. Hal itu ditandai dengan meningkatnya utang negara dan meningginya tingkat inflasi. Utang Indonesia meningkat karena Ir. Surachman (selaku Menteri Keuangan saat itu) mencari pinjaman ke luar negeri untuk mengatasi masalah keuangan negara. Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia meninggi karena saat itu barang-barang yang tersedia di pasar tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, harga barang-barang kebutuhan naik. Untuk mengurangi inflasi, pemerintah melakukan sanering pada tanggal 19 Maret 1950. Sanering adalah kebijakan pemotongan uang. Uang yang bernilai Rp,5,- ke atas berlaku setengahnya.
5. Defisit dalam perdagangan internasional

Perdagangan internasional Indonesia menurun. Hal ini disebabkan Indonesia belum memiliki barang-barang ekspor selain hasil perkebunan. Padahal sarana dan produktivitas perkebunan telah merosot akibat berbagai kerusakan.
6. Kekurangan tenaga ahli untuk menuju ekonomi nasional

Pada awal pengakuan kedaulatan, perusahaan-perusahaan yang ada masih merupakan milik Belanda. Demikian juga tenaga ahlinya. Tenaga ahli masih dari Belanda, sedang tenaga Indonesia hanya tenaga kasar. Oleh karena itu Mr. Iskaq Tjokroadikusuryo melakukan kebijakan Indonesianisasi. Kebijakan ini mendorong tumbuh dan berkembangnya pengusaha swasta nasional. Langkahnya dengan mewajibkan perusahaan asing memberikan latihan kepada tenaga bangsa Indonesia.
7. Rendahnya Penanaman Modal Asing (PMA) akibat konflik Irian Barat

Akibat konflik Irian Barat kondisi politik tidak stabil. Bangsa Indonesia banyak melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Sebagai dampak nasionalisasi, investasi asing mulai berkurang. Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia.
8. Terjadinya disinvestasi yang tajam dalam tahun 1960-an

Pada tahun 1960-an terjadi disinvestasi yang cukup tajam akibat konflik Irian Barat. Akibatnya kapasitas produksi menurun karena terjadi salah urus dalam perusahaan.

1. Situasi Politik di Indonesia Sebelum Pemilu Tahun 1955

Kondisi perpolitikan di Indonesia sebelum dilaksanakan Pemilu tahun 1955 ada dua ciri yang menonjol, yaitu munculnya banyak partai politik (multipartai) dan sering terjadi pergantian kabinet/ pemerintahan. Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan, sistem demokrasi yang dianut adalah Demokrasi Liberal Sistem pemerintahannya adalah kabinet parlementer. Pada masa ini perkembangan partai politik diberikan ruang yang seluas-luasnya. Dari tahun 1950-1959, terdapat tujuh kabinet yang memerintah.
a. Kabinet Mohammad Natsir (7 September 1950 – Maret 1951)

Kabinet Natsir merupakan suatu Zaken Kabinet, intinya adalah Partai Masyumi. Kabinet ini menyerahkan mandatnya tanggal 21 Maret 1951, setelah adanya mosi yang menuntut pembekuan dan pembubaran DPRD Sementara. Penyebab lainnya adalah seringnya mengeluarkan Undang Undang Darurat yang mendapat kritikan dari partai oposisi.
b. Kabinet Sukiman (April 1951- Februari 1952)

Kabinet Sukiman merupakan koalisi antara Masyumi dengan PNI. Pada masa Kabinet Sukiman muncul berbagai gangguan keamanan, misalnya DI/TII semakin meluas dan Republik Maluku Selatan. Kabinet ini jatuh karena kebijakan politik luar negerinya diangap condong ke Serikat. Pada tanggal 15 Januari 1952 diadakan penandatanganan Mutual Security Act (MSA). Perjanjian ini berisi kerja sama keamananan dan Serikat akan memberikan bantuan ekonomi dan militer.
c. Kabinet Wilopo (April 1952- Juni 1953)

Kabinet Wilopo didukung oleh PNI, Masyumi, dan PSI. Prioritas utama program kerjanya adalah peningkatan kesejahteraan umum. Peristiwa penting yang terjadi semasa pemerintahannya adalah peristiwa 17 Oktober 1952 dan peristiwa Tanjung Morawa. Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu tuntutan rakyat yang didukung oleh Angkatan Darat yang dipimpin Nasution, agar DPR Sementara dibubarkan diganti dengan parlemen baru. Sedang Peristiwa Tanjung Morawa (Sumatra Timur) mencakup persoalan perkebunan asing di Tanjung Morawa yang diperebutkan dengan rakyat yang mengakibatkan beberapa petani tewas.
d. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953-24 Juli 1955)

Kabinet ini dikenal dengan Kabinet Ali Wongso (Ali Sastroamijoyo dan Wongsonegoro). Prestasi yang dicapai adalah terlaksananya Konferensi di Bandung 18-24 April 1955.
e. Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956)

Kabinet ini dipimpin oleh Burhanudin Harahap dengan inti Masyumi. Keberhasilan yang diraih adalah menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955. Karena terjadi mutasi di beberapa kementerian, maka pada tanggal 3 Maret 1956 Burhanudin Harahap menyerahkan mandatnya.
f. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Maret 1956 – Maret 1957)

Program Kabinet Ali II disebut Rencana Lima Tahun. Program ini memuat masalah jangka panjang, misalnya perjuangan mengembalikan Irian Barat. Muncul semangat anti- Cina dan kekacauan di daerah-daerah sehingga menyebabkan kabinet goyah. Akhirnya pada Maret 1957, Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya.
g. Kabinet Djuanda (Maret 1957 – April 1959)

Kabinet Djuanda sering dikatakan sebagai Zaken Kabinet, karena para menterinya merupakan ahli dan pakar di bidangnya masing-masing. Tugas Kabinet Djuanda melanjutkan perjuangan membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang buruk. Prestasi yang diraih adalah berhasil menetapkan lebar wilayah Indonesia menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar yang menghubungkan titik-titik terluar dari Pulau Indonesia. Ketetapan ini dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Kabinet ini menjadi demisioner ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
2. Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955

Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu diselenggarakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan Konstituante (Badan Pembentuk UUD).

JELI Jendela Info
Sejak tahun 1999, pemilu dilaksanakan dengan sistem multipartai dengan jumlah peserta 48 partai politik. Sedangkan pada pemilu tahun 2004, peserta pemilu sebanyak 24 partai politik.

Hasil pemilu tahun 1955 menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI (57 wakil), Masyumi (57 wakil), NU (45 wakil), dan PKI (39 wakil). Dari segi penyelenggaraan, pemilu tahun 1955 dapat dikatakan berjalan dengan bersih dan jujur karena suara yang diberikan masyarakat mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka. Akan tetapi, kampanye yang relatif terlalu lama (2,5 tahun) dan bebas telah mengundang emosi politik yang amat tinggi, terutama kecintaan yang berlebihan terhadap partai. Pemilu tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas poltik seperti yang diharapkan. Bahkan muncul perpecahan antara pemerintahan pusat dengan beberapa daerah. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota Konstituante untuk mencapai titik temu dalam menyusun UUD baru untuk mengatasi kondisi negara yang kritis. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Dekrit ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

D. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dampak yang Ditimbulkan
1. Situasi Politik Menjelang Dekrit Presiden

Sistem Demokrasi Liberal ternyata membawa akibat yang kurang menguntungkan bagi stabilitas politik. Berbagai konflik muncul ke permukaan. Misalnya konflik ideologis, konflik antarkelompok dan daerah, konflik kepentingan antarpartai politik. Hal ini mendorong Presiden Soekarno untuk mengemukakan Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957.Berikut ini isi Konsepsi Presiden.

a. Penerapan sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak cocok dengan kepribadian Indonesia, sehingga sistem demokrasi parlementer harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin.

b. Membentuk Kabinet Gotong Royong yang anggotanya semua partai politik.

c. Segera dibentuk Dewan Nasional.

JELI Jendela Info
• Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang memberi kebebasan yang seluasnya kepada warga negara. Indonesia. menganut Demokrasi Liberal pada tahun 1950-1959. Pada masa ini ditandai dengan pergantian kabinet yang memerintah.
• Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila. Namun oleh Presiden Soekarno diartikan terpimpin mutlak oleh presiden (penguasa). Berlaku di Indonesia pada tahun 1959-1965.'
2. Sidang Konstituante Menjelang Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dari pemilu tahun 1955 terbentuk dewan konstituante. Badan ini bertugas menyusun UUD yang baru. Anggota Konstituante terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Islam dan kelompo nasionalis, kedua kelompok sulit mencapai kata sepakat dalam pembahasan isi UUD. Dalam sidang sering terjadi perpecahan pendapat. Setiap wakil partai memaksakan pendapatnya. Akibatnya gagal menghasilkan UUD. Hal ini mendorong presiden menganjurkan konstituante untuk kembali menggunakan UUD 1945. Untuk mewujudkan anjuran tersebut maka, diadakan pemungutan suara sampai tiga kali. Akan tetapi hasilnya belum mencapai batas quorum, dua pertiga suara. Akibatnya Dewan Konstituante gagal mengambil keputusan. Untuk mengatasi masalah tersebut pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit. Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yaitu:

a. pembubaran Konstituante;
b. berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
c. akan dibentuk MPRS dan DPAS.



JELI Jendela Info
Dekrit Presiden adalah keputusan pemerintah di bidang ketatanegaraan yang bersifat mengikat. Agar berlaku efektif, dekrit biasanya harus mendapat dukungan dari kekuatan politik, parlemen, dan militer.

Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit sebagai langkah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keluarnya Dekrit Presiden menandai berakhirnya Demokrasi Liberal dan dimulainya Demokrasi Terpimpin.
3. Tindak Lanjut Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Setelah keluarnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 terjadi beberapa perkembangan politik dan ketatanegaraan di Indonesia.

a. Pembentukan Kabinet Kerja, dengan programnya yang disebut Tri Program, isinya:
1) memperlengkapi sandang pangan rakyat,
2) menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara, serta
3) melanjutkan perjuangan menentang imperialisme untuk mengembalikan Irian Barat.
b. Penetapan DPR hasil pemilu 1955 menjadi DPR tanggal 23 Juli 1959.
c. Pembentukan MPRS dan DPAS. Tugas MPRS adalah menetapkan GBHN. Sedangkan tugas DPAS adalah sebagai penasihat atau memberi pertimbangan pada presiden.
d. MPRS dan DPAS juga dibentuk BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan Mahkamah Agung (MA). BPK bertugas memeriksa penggunaan uang negara oleh pemerintah, MA berperan sebagai lembaga tinggi negara.
e. Pembentukan DPR-GR. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu. Alasannya adalah penolakan DPR terhadap usulan Anggaran Belanja Negara yang diajukan presiden. Selanjutnya pada tanggal 24 Juni 1960, Presiden Soekarno membentuk DPR-GR (DPR Gotong Royong).
f. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Front Nasional. Depernas bertugas menyusun rancangan pembangunan semesta yang berpola delapan tahun. Front Nasional tugasnya mengerahkan massa. Badan ini berperan penting dalam pengganyangan Malaysia dan pembebasan Irian Barat, terutama melalui Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB).
g. Penetapan GBHN. Manifesto Politik (Manipol) merupakan sebutan pidato Presiden Soekarno dalam peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1959. Pidato tersebut aslinya berjudul” Penemuan Kembali Revolusi Kita”. Oleh DPAS dalam sidangnya tanggal 23-25 September 1959, diusulkan agar Manipol ditetapkan sebagai GBHN. Manipol itu mencakup USDEK yang terdiri dari UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Manipol dan USDEK sering disebut dengan Manipol USDEK.

Dalam Tap MPRS itu juga diputuskan bahwa pidato presiden “Jalannya Revolusi Kita” dan “To Build the World a New” (membangun dunia kembali) Menjadi pedoman pelaksanaan Manifesto Politik.
4. Dampak Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dekrit Presiden ternyata memiliki beberapa dampak, berikut.
a. Terbentuknya lembaga-lembaga baru yang sesuai dengan tuntutan UUD 1945, misalnya MPRS dan DPAS.
b. Bangsa Indonesia terhindar dari konflik yang berkepanjangan yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan.
c. Kekuatan militer semakin aktif dan memegang peranan penting dalam percaturan politik di Indonesia.
d. Presiden Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin.
e. Memberi kemantapan kekuasaan yang besar kepada presiden, MPR, maupun lembaga tinggi negara lainnya.
E. Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin
1. Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin yang menggantikan sistem Demokrasi Liberal, berlaku tahun 1959 – 1965. Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945. Berikut ini beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa Demokrasi Terpimpin.
a. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959.
b. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden.
c. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955.
d. GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan oleh DPA bukan oleh MPRS.
e. Pengangkatan presiden seumur hidup.

JELI Jendela Info
Menurut Bung Hatta, Demokrasi Terpimpin sebagai sebuah konsepsi mempunyai tujuan baik, tetapi cara-cara dan langkah-langkah yang hendak diambil untuk melaksanakannya terlihat menjauhkan dari tujuan baik tersebut. Hal ini terbukti dengan beberapa tindakan Presiden Soekarno, di antaranya membubarkan DPR hasil Pemilu.

Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang Pancasilais. Kekuatan politik pada Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan Presiden Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di sampingnya. Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) ciptaan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI semakin meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra sebagai partai yang paling manipolis dan pendukung Bung Karno yang paling setia. Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan program-programnya secara revolusioner. Bahkan mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI adalah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September 1965.
2. Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Terpimpin

Politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin lebih condong ke blok Timur. Indonesia banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara blok komunis, seperti Uni Soviet, RRC, Kamboja, maupun Vietnam. Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin.

JELI Jendela Info
Menurut UUD 1945, politik luar negeri yang dianut bangsa Indonesia adalah politik luar negeri bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak terhadap dua blok yang saat itu sedang konflik yaitu blok Barat dan Blok Timur. Konsep aktif bermakna Indonesia senantiasa ikut serta aktif dan berpartisipasi dalam mewujudkan perdamaian dunia.
a. Oldefo dan Nefo

Oldefo (The Old Established Forces), yaitu dunia lama yang sudah mapan ekonominya, khususnya negara-negara Barat yang kapitalis. Nefo (The New Emerging Forces), yaitu negara-negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis (blok oldefo) dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis (blok nefo). Hal ini terlihat dengan terbentuknya Poros Jakarta – Peking (Indonesia – Cina) dan Poros Jakarta – Pnom Penh – Hanoi – Peking – Pyongyang ( Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara - Cina – Korea Utara).
b. Konfrontasi dengan Malaysia

Pada tahun 1961 muncul rencana pembentukan negara Federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno karena dianggap sebagai proyek neokolonialisme dan dapat membahayakan revolusi Indonesia yang belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi Malaysia juga muncul dari Filipina yang mengklaim daerah Sabah sebagai wilayah negaranya. Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman menandatangani dokumen tentang pembentukan Federasi Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah Malaya memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia.

JELI Jendela Informasi
Dalam rangka konfrontasi Malaysia, Indonesia juga mengadakan operasi militer yang diberi nama “Operasi Siaga” yang berupa penyusupan pasukan Indonesia ke wilayah musuh di Semenanjung Malaya dan Kalimantan Utara. Panglima Siaga yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno adalah Marsekal Madya Umar Dhani.

Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara dua negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora), isinya:
1) perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan
2) bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia.

Di tengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia dicalonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Namun akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965.


CATTING Catatan Penting
Pasca pengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahanekonomi yang sangat kompleks. Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur,hutang negara meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lainsebagainya.
Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalahekonomi pasca pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan pemotonganuang, konsep ekonomi nasional, program gerakan benteng, kebijakanIndonesianisasi, dan lain-lain.
Di bidang politik, sesuai dengan isi UUDS 1950, maka Indonesia menerapkanDemokrasi Liberal dengan sistem kabinet parlementer. Akibatnya munculbanyak partai politik. Di sisi lain sistem pemerintahan tidak stabil karenasering terjadi pergantian kabinet. Beberapa kabinet yang memerintah padamasa Demokrasi Liberal antara lain Kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, AliSastroamijoyo I, Burhanudin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda.
Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dua tahap, yaitu 29 September 1955 untukmemilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggotakonstituante. Pemilu ini ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas politik.
Konstituante yang diharapkan mampu menghasilkan UUD ternyata gagal,sehingga tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presidenyang membubarkan Konstituante, menyatakan kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS. Keluarnya Dekrit Presiden menjadi tonggak lahirnya Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi beberapa penyimpangan terhadap Pancasila, dan UUD 1945 termasuk kebijakan politik luar negeri. Pembubaran DPR hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur hidup, terbentuknya poros Jakarta-Peking, konfrontasi dengan Malaysia, sampai keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB merupakan sejumlah contoh dari penyimpangan tersebut.

Kamis, 22 Oktober 2009

sejarah indonesia #2

indonesia tahun 1980-2008

Era Pasca Soeharto atau Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.

Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

1998
Krisis ekonomi dan Kerusuhan Mei 1998
• 22 Januari 1998
o Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
• 12 Februari
o Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
• 5 Maret
o Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI
• 10 Maret
o Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali dengan menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
• 14 Maret
o Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII. Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, terpilih menjadi menteri.
• 15 April
o Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik
• 18 April
o Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.
• 1 Mei
o Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
• 2 Mei
o Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
o Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak dengan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi disikapi dengan represif oleh aparat. Di beberapa kampus terjadi bentrokan.
• 4 Mei
o Harga BBM melonjak tajam hingga 71%, disusul tiga hari kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya 6 meninggal.
• 7 Mei
o Peristiwa Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Cimanggis, yang mengakibatkan sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
• 8 Mei
o Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
• 9 Mei
o Soeharto berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
• 12 Mei
o Tragedi Trisakti, 4 mahasiswa Trisakti terbunuh.
• 13 Mei
Mal Ratu Luwes di Jl. S. Parman termasuk salah satu yang dibakar di Solo
o Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. kerusuhan juga terjadi di kota Solo.
o Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
o Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
• 14 Mei
o Demonstrasi terus bertambah besar hampir di semua kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o Soeharto, seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo.
o Kerusuhan di Jakarta berlanjut, ratusan orang meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
• 15 Mei
o Selesai mengikuti KTT G-15, tanggal 15 Mei l998, Presiden Soeharto kembali ke tanah air dan mendarat di lapangan Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh dini hari. Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerima Wakil Presiden B.J. Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
• 17 Mei
o Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya, Abdul Latief melakukan langkah mengejutkan pada Minggu, 17 Mei 1998. Ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.
• 18 Mei
o Pukul 15.20 WIB, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.
o Pukul 21.30 WIB, empat orang menko (Menteri Koordinator) diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesempatan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu "malu". Namun, niat itu tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung mengatakan, "Urusan kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat.
o Pukul 23.00 WIB Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan Reformasi".
o Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ dan Forum Kota memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR.


Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR
• 19 Mei
o Pukul 09.00-11.32 WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nucholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'ruf Amin dari NU. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Soeharto lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi
o Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari Soeharto, dan bukan usulan mereka.
o Pukul 16.30 WIB, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat aksi penjarahan dan pembakaran. Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang akan melaporkan soal rencana penjualan saham BUMN yang beberapa peminatnya menyatakan mundur. Pada saat itu, Menko Ekuin juga menyampaikan reaksi negatif para senior ekonomi; Emil Salim, Soebroto, Arifin Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda, atas rencana Soeharto membentuk Komite Reformasi dan me-reshuffle kabinet. Mereka intinya menyebut, tindakan itu mengulur-ulur waktu.
o Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta.
o Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
o Dilaporkan bentrokan terjadi dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
• 20 Mei
o Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah 80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas.
o 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di Surakarta, Medan, Bandung.
o Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru
o Pukul 14.30 WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas. Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir. Mereka sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle. Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan menyampaikannya lewat sepucuk surat. Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur. Ke-14 menteri itu adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno, Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L. Sambuaga dan Tanri Abeng.
o Pukul 20.00 WIB, surat itu kemudian disampaikan kepada Kolonel Sumardjono. Surat itu kemudian disampaikan kepada Presiden Soeharto.
o Soeharto kemudian bertemu dengan tiga mantan Wakil Presiden; Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, dan Try Sutrisno.
o Pukul 23.00 WIB, Soeharto memerintahkan ajudan untuk memanggil Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadillah Mursjid, dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Soeharto sudah berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Wapres BJ Habibie.
o Wiranto sampai tiga kali bolak-balik Cendana-Kantor Menhankam untuk menyikapi keputusan Soeharto. Wiranto perlu berbicara dengan para Kepala Staf Angkatan mengenai sikap yang akan diputuskan ABRI dalam menanggapi keputusan Soeharto untuk mundur. Setelah mencapai kesepakatan dengan Wiranto, Soeharto kemudian memanggil Habibie.
o Pukul 23.20 WIB, Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned". Yusril juga menginformasikan bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. Kabar itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur - panggilan akrab Nurcholish Madjid - menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan kepada pemerintahan baru.


Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia, 21 Mei 1998
• 21 Mei
o Pukul 01.30 WIB, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pagi dini hari menyatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru".
o Pukul 9.00 WIB, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB. Soeharto kemudian mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat dan meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (kemudian menjadi Kepala Polri). Mercedes hitam yang ditumpanginya tak lagi bernomor polisi B-1, tetapi B 2044 AR.
o Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia.
o Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan mantan-mantan presiden, "ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan presiden/mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto beserta keluarga."
o Terjadi perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
• 22 Mei
o Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi".
o Letjen Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad.
o Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas Atma Jaya
Pengangkatan Habibie sebagai Presiden
Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang menewaskan 18 orang.
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Presiden BJ Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dibebaskan, tiga hari setelah Habibie menjabat. Tahanan politik dibebaskan secara bergelombang. Tetapi, Budiman Sudjatmiko dan beberapa petinggi Partai Rakyat Demokratik baru dibebaskan pada era Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah Habibie membebaskan tahanan politik, tahanan politik baru muncul. Sejumlah aktivis mahasiswa diadili atas tuduhan menghina pemerintah atau menghina kepala negara. Desakan meminta pertanggungjawaban militer yang terjerat pelanggaran HAM tak bisa dilangsungkan karena kuatnya proteksi politik. Bahkan, sejumlah perwira militer yang oleh Mahkamah Militer Jakarta telah dihukum dan dipecat karena terlibat penculikan, kini telah kembali duduk dalam jabatan struktural.
Beberapa langkah perubahan diambil oleh Habibie, seperti liberalisasi parpol, pemberian kebebasan pers, kebebasan berpendapat, dan pencabutan UU Subversi. Walaupun begitu Habibie juga sempat tergoda meloloskan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya, namun urung dilakukan karena besarnya tekanan politik dan kejadian Tragedi Semanggi II yang menewaskan mahasiswa UI, Yun Hap.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.

Era Pasca Soeharto atau Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.

Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

1998
Krisis ekonomi dan Kerusuhan Mei 1998
• 22 Januari 1998
o Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
• 12 Februari
o Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
• 5 Maret
o Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI
• 10 Maret
o Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali dengan menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
• 14 Maret
o Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII. Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, terpilih menjadi menteri.
• 15 April
o Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik
• 18 April
o Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.
• 1 Mei
o Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
• 2 Mei
o Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
o Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak dengan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi disikapi dengan represif oleh aparat. Di beberapa kampus terjadi bentrokan.

• 4 Mei
o Harga BBM melonjak tajam hingga 71%, disusul tiga hari kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya 6 meninggal.
• 7 Mei
o Peristiwa Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Cimanggis, yang mengakibatkan sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
• 8 Mei
o Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
• 9 Mei
o Soeharto berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
• 12 Mei
o Tragedi Trisakti, 4 mahasiswa Trisakti terbunuh.
• 13 Mei
Mal Ratu Luwes di Jl. S. Parman termasuk salah satu yang dibakar di Solo
o Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. kerusuhan juga terjadi di kota Solo.
o Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
o Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
• 14 Mei
o Demonstrasi terus bertambah besar hampir di semua kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o Soeharto, seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo.
o Kerusuhan di Jakarta berlanjut, ratusan orang meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
• 15 Mei
o Selesai mengikuti KTT G-15, tanggal 15 Mei l998, Presiden Soeharto kembali ke tanah air dan mendarat di lapangan Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh dini hari. Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerima Wakil Presiden B.J. Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
• 17 Mei
o Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya, Abdul Latief melakukan langkah mengejutkan pada Minggu, 17 Mei 1998. Ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.
• 18 Mei
o Pukul 15.20 WIB, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.
o Pukul 21.30 WIB, empat orang menko (Menteri Koordinator) diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesempatan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu "malu". Namun, niat itu tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung mengatakan, "Urusan kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat.
o Pukul 23.00 WIB Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan Reformasi".
o Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ dan Forum Kota memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR.


Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR
• 19 Mei
o Pukul 09.00-11.32 WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nucholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'ruf Amin dari NU. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Soeharto lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi
o Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari Soeharto, dan bukan usulan mereka.
o Pukul 16.30 WIB, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat aksi penjarahan dan pembakaran. Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang akan melaporkan soal rencana penjualan saham BUMN yang beberapa peminatnya menyatakan mundur. Pada saat itu, Menko Ekuin juga menyampaikan reaksi negatif para senior ekonomi; Emil Salim, Soebroto, Arifin Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda, atas rencana Soeharto membentuk Komite Reformasi dan me-reshuffle kabinet. Mereka intinya menyebut, tindakan itu mengulur-ulur waktu.
o Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta.
o Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
o Dilaporkan bentrokan terjadi dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
• 20 Mei
o Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah 80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas.
o 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di Surakarta, Medan, Bandung.
o Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru
o Pukul 14.30 WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas. Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir. Mereka sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle. Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan menyampaikannya lewat sepucuk surat. Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur. Ke-14 menteri itu adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno, Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L. Sambuaga dan Tanri Abeng.
o Pukul 20.00 WIB, surat itu kemudian disampaikan kepada Kolonel Sumardjono. Surat itu kemudian disampaikan kepada Presiden Soeharto.
o Soeharto kemudian bertemu dengan tiga mantan Wakil Presiden; Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, dan Try Sutrisno.
o Pukul 23.00 WIB, Soeharto memerintahkan ajudan untuk memanggil Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadillah Mursjid, dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Soeharto sudah berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Wapres BJ Habibie.
o Wiranto sampai tiga kali bolak-balik Cendana-Kantor Menhankam untuk menyikapi keputusan Soeharto. Wiranto perlu berbicara dengan para Kepala Staf Angkatan mengenai sikap yang akan diputuskan ABRI dalam menanggapi keputusan Soeharto untuk mundur. Setelah mencapai kesepakatan dengan Wiranto, Soeharto kemudian memanggil Habibie.
o Pukul 23.20 WIB, Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned". Yusril juga menginformasikan bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. Kabar itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur - panggilan akrab Nurcholish Madjid - menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan kepada pemerintahan baru.


Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia, 21 Mei 1998
• 21 Mei
o Pukul 01.30 WIB, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pagi dini hari menyatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru".
o Pukul 9.00 WIB, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB. Soeharto kemudian mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat dan meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (kemudian menjadi Kepala Polri). Mercedes hitam yang ditumpanginya tak lagi bernomor polisi B-1, tetapi B 2044 AR.
o Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia.
o Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan mantan-mantan presiden, "ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan presiden/mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto beserta keluarga."
o Terjadi perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
• 22 Mei
o Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi".
o Letjen Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad.
o Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas Atma Jaya
Pengangkatan Habibie sebagai Presiden
Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang menewaskan 18 orang.
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Presiden BJ Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dibebaskan, tiga hari setelah Habibie menjabat. Tahanan politik dibebaskan secara bergelombang. Tetapi, Budiman Sudjatmiko dan beberapa petinggi Partai Rakyat Demokratik baru dibebaskan pada era Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah Habibie membebaskan tahanan politik, tahanan politik baru muncul. Sejumlah aktivis mahasiswa diadili atas tuduhan menghina pemerintah atau menghina kepala negara. Desakan meminta pertanggungjawaban militer yang terjerat pelanggaran HAM tak bisa dilangsungkan karena kuatnya proteksi politik. Bahkan, sejumlah perwira militer yang oleh Mahkamah Militer Jakarta telah dihukum dan dipecat karena terlibat penculikan, kini telah kembali duduk dalam jabatan struktural.
Beberapa langkah perubahan diambil oleh Habibie, seperti liberalisasi parpol, pemberian kebebasan pers, kebebasan berpendapat, dan pencabutan UU Subversi. Walaupun begitu Habibie juga sempat tergoda meloloskan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya, namun urung dilakukan karena besarnya tekanan politik dan kejadian Tragedi Semanggi II yang menewaskan mahasiswa UI, Yun Hap.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.

1999
• Kekerasan etnis/agama terjadi di Maluku
• Pemisahan Timor Timur menjadi negara merdeka melalui referendum yang disponsori oleh PBB; konflik antar pro-kemerdekaan dan pro-Indonesia menimbulkan banyak korban jiwa.
• Pemilu 1999 - Pemilihan umum yang bebas diselenggarakan di Indonesia
• Pengangkatan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999 (lihat: Pemilu 1999), partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4. Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden.
Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR.
2000
• Skandal Buloggate dan Bruneigate menerpa pemerintahan Gus Dur
• Kasus pemeriksaan dugaan korupsi mantan presiden Soeharto kandas
• Papua Barat (yang dulu disebut dengan Irian Jaya) menuntut referendum seperti Timor Timur
April
• 17-21 April - Kerusuhan Poso babak yang kedua terjadi
Mei
• 16 Mei -15 Juni - Kerusuhan Poso masih terus berlanjut
Juli
• 19-23 Juli - Indonesia Terbuka 2000 diselenggarakan di Gelora Senayan, Jakarta. Indonesia memperoleh medali emas di tunggal dan ganda putra.
Agustus
• 1 Agustus - sebuah bom meledak di Kedubes Filipina di Jakarta. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
• 27 Agustus - sebuah bom lainnya meledak di Kedubes Malaysia di Jakarta. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
September
• 13 September - bom kembali mengguncang Jakarta. Kali ini lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta diledakkan oleh sebuah bom mobil yang mengakibatkan 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. (Lihat pula: Bom Bursa Efek Jakarta)
Desember
• 24 Desember - serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak. (Lihat pula Bom malam Natal 2000)
2001
• Kekerasan antar etnis Dayak dan Madura terjadi di Kalimantan
• IMF menghentikan bantuan moneternya
• Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi dan ketidak kompetenan. Di bawah tekanan yang besar, Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Sekitar pukul 20.48, Gus Dur keluar dari Istana Merdeka. Saat berdiri di ujung teras, Gus Dur malah sempat melambaikan tangan kepada massa pendukungnya yang berunjuk rasa. Hanya pohon yang ditebang kelompok pendukung Gus Dur sebagai pelampiasan emosi.
Juli - Pengangkatan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden
Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5.
Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam bidang-bidang lain.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia, menurun seiring dengan waktu. Hal ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Sejak kenaikan Megawati sebagai presiden, aktivitas terorisme di Indonesia meningkat tajam, beberapa peledakan bom terjadi yang menyebabkan sentimen negatif terhadap Indonesia dari kancah internasional.
• 23-29 Juli - Indonesia Terbuka 2001 digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, dan Indonesia berhasil menyapu bersih kelima medali emas.
September
• 23 September - 12 hari setelah 9/11, sebuah bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Oktober
• 12 Oktober - sebuah ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sebuah restoran cepat saji KFC di Makassar pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
November
• 6 November - sebuah bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
Desember
• 20 Desember - Kedua pihak dalam Konflik Poso menandatangani Keputusan Malino yang diprakarsai oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, presiden dan wakil presiden terpilih pada 2004.
• 25 Desember - Kereta api 146 Empu Jaya menabrak Kereta api 153 Gaya Baru Malam Selatan di stasiun Ketanggungan Barat, Brebes. Peristiwa ini mengakibatkan 31 orang tewas dan 53 lainnya luka berat termasuk masinis dari KA 146.
2002
Januari
Pemerintah Indonesia meresmikan komisi pelanggaran HAM untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM pada pemisahan Timor Timur 1999
Irian Jaya diberi kekuasaan otonom oleh Jakarta dan diperbolehkan berganti nama menjadi Papua
• 1 Januari - sebuah granat manggis meledak di depan Rumah Makan Ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
Mei
Timor Timur, bekas provinsi termuda Indonesia, resmi merdeka dengan nama Timor Leste
Juli
• 12 Juli - Puteri Indonesia 2002
Agustus
Amandemen UUD 1945 dianggap sebagai langkah konkrit menuju negara demokrasi. Untuk pertama kalinya rakyat Indonesia dapat memilih presiden secara langsung.
• 26 Agustus - 1 September - Indonesia Terbuka 2002 diselenggarakan di Surabaya. Indonesia memenangkan medali tunggal putra dan ganda campuran
Oktober - Bom Bali 2002
• 12 Oktober - Sebuah klub malam di daerah Pantai Kuta dibom, 202 orang yang mayoritas turis meninggal, 300 lebih luka-luka. Sebuah bom lainnya meledak di dekat konsul AS di Pantai Sanur yang tidak menimbulkan korban. Pada saat yang bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
Sesaat setelah pengeboman Abu Bakar Baasyir ditangkap. Ia dituduh berniat untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia dengan posisinya sebagai pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah (JI), kelompok yang disangka berada di balik pengeboman Bali.
November
• 20 November - KMP Adidas bertabrakan dengan KMP Sinar Akaba di sekitar perairan Pulau Hari, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, sekitar 25 mil arah tenggara pelabuhan Kendari. KMP Sinar Akaba tenggelam, seorang penumpang tewas dan lainnya luka parah.
Desember
Pemerintah Indonesia dan GAM menandatangani kesepakatan damai di Jenewa, Swiss, dengan tujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata selama lebih dari 26 tahun. Kesepakatan itu menyetujui otonomi Aceh dan pemilihan umum yang bebas di provinsi yang hampir semuanya beragama Islam tersebut; sebagai balasannya GAM harus menyerahkan seluruh senjatanya.
• 5 Desember - bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's cepat saji di Makassar, setahun setelah pengeboman KFC di kota yang sama. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.
2003
Februari
• 3 Februari - sebuah bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
April
• 27 April - sebuah bom meledak di area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
Mei
• 19 Mei - Pembicaraan damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM gagal; militer Indonesia melakukan serangan ofensif ke kubu gerilyawan GAM. Darurat militer diberlakukan di provinsi Aceh. (Lihat pula: Operasi militer Indonesia di Aceh 2003-2004)
Juli
• 25 Juli - Puteri Indonesia 2003
Agustus
• 5 Agustus - Sebuah bom mobil meledak di depan Mariott Hotel di Jakarta, menewaskan belasan orang dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka. (Lihat pula: Bom JW Marriott 2003)
• 26-31 Agustus - Indonesia Terbuka 2003 diselenggarakan di Batam. Indonesia memperoleh medali emas di tunggal putra.
Agustus-Oktober
Tiga orang tersangka pengeboman Bali dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Tersangka keempat dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Abu Bakar Baasyir dibebaskan dari tuduhan makar, namun kembali dipenjarakan dengan pasal subversif dan pelanggaran keimigrasian. Dakwaan subversif kemudian dibatalkan.
2004
Januari
• 10 Januari - sebuah bom meledak di sebuah kafe di Palopo, Sulawesi menewaskan empat orang.
April - Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004
Pemilihan umum parlementer dan daerah. Golkar memenangi suara terbanyak, disusul oleh PDI-P
Juli - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004
Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung pertamanya.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk terpilih kembali sebagai presiden.
Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai saingan Megawati.
Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Pemilihan putaran pertama menyisihkan kandidat lainnya sehingga yang tersisa tinggal Megawati dan SBY.
September
• 9 September 2004, ledakan besar yang bersumber dari sebuah mobil yang diparkir terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5-11 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Australia 2004)
Mantan jenderal SBY memenangi pemilihan presiden putaran kedua, sebagian disebabkan karena ketidakpercayaan pemilih terhadap Megawati.
Sejak kenaikan SBY menjadi presiden, Indonesia mengalami musibah bencana alam yang hebat dan kecelakaan-kecelakaan transportasi yang datangnya bertubi-tubi.
November
Akhir dari dua tahun kerja komisi HAM Timor Timur yang mengadili 18 orang dengan tuduhan pelanggaran HAM selama krisis Timor Timur 1999. Hanya satu orang yang diputuskan bersalah - pemimpin militia pro-Indonesia Eurico Guterres.
• 22 November - Susilo Bambang Yudhoyono meminta bantuan internasional sekitar 75 miliar USD untuk membangun infrastruktur di Indonesia, pada forum APEC di Chile
• 26 November - Terjadi gempa di Nabire, Papua. (Lihat pula: Gempa bumi Nabire 2004)
• 30 November - Terjadi kecelakan pesawat terbang Lion Air Penerbangan 538 di Solo yang menewaskan 26 orang. Keamanan penerbangan-penerbangan murah di Indonesia mulai disorot.
Desember
• 7 Desember - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjebloskan Abdullah Puteh, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, ke Rutan Salemba sebagai tersangka kasus korupsi pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp.12,5 miliar.
• 10 Desember - SBY resmi memerangi korupsi di Indonesia dengan mengeluarkan ijin pemeriksaan 25 pejabat negara, diantaranya 2 gubernur KDH, 7 anggota DPR/MPR, 4 bupati KDH dan 2 walikota.
• 12 Desember - Dua gereja di Palu menjadi sasaran teror. Terjadi aksi penembakan di Gereja Anugerah Masomba dan terjadi ledakan bom di Gereja Immanuel. Dua kejadian tersebut terjadi hampir bersamaan, yaitu masing-masing pukul 19.05 dan 19.20 WITA. Tiga orang terluka dalam peristiwa ini.
• 13 Desember - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta data Kedubes RI di London tentang skandal pembelian 100 tank Scorpion senilai Rp 2,8 triliun (£ 160 juta) pada tahun 1992 - 1994 yang melibatkan Tutut, Rini Suwondho, dan dua petinggi militer Indonesia saat itu, HBL Mantiri dan R. Hartono.
• 15 Desember - Banjir di Amuntai, Kalimantan Selatan terus meluas. Jumlah korban mencapai seperempat jumlah penduduk Kab. Hulu Sungai Utara yaitu 200 ribu jiwa. Hingga saat ini tak ada laporan adanya korban jiwa, karena terseret banjir atau yang tersengat listrik.
• 15-19 Desember - Indonesia Terbuka 2004 diselenggarakan di Station Tenis Tertutup Senayan, Jakarta. Iindonesia berhasil memenangkan gelar tunggal dan ganda putra.
• 16 Desember - Hasil final penelitian Tim Terpadu Penanganan Pencemaran Teluk Buyat menyimpulkan Teluk Buyat, Ratatotok, Minahasa, tercemar logam berat, terutama merkuri dan arsenik yang berasal dari pembuangan tailing PT Newmont Minahasa Raya (NMR).
• 18 Desember - Sembilan bom ditemukan di bus Mekar Raya jurusan Garut-Cicaheum (Bandung). Bom-bom tersebut berbentuk tabung-tabung yang diletakkan di dalam kardus mi instan. Bus tersebut dihentikan oleh Polisi di bundaran Cibiru, Bandung setelah Polisi menerima laporan adanya benda mencurigakan dalam bus.
• 19 Desember - Pertamina secara serentak menaikkan harga Elpiji, Pertamax, dan Pertamax Plus.
• 20 Desember - Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dilanda kegelapan setelah delapan tower PLN bertegangan tinggi dirobohkan orang-orang tak dikenal.
• 20 Desember - Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum partai Golkar menggantikan Akbar Tanjung.
• 21 Desember - Helikopter Bell 205 nomor registrasi HU-416 milik TNI AD mengalami musibah. Helikopter tersebut jatuh menabrak tebing di kawasan Sungai Siriwo, Kampung Okobado, Distrik Siriwo, Kab. Nabire, Papua. Akibatnya, lima awak dan penumpang tewas. Kecelakaan tersebut terjadi pada saat angin kencang.
• 24 Desember - Eurocopter Super Puma milik TNI AU mengalami musibah. Helikopter tersebut menabrak Bukit Perahu yang terletak di Desa Suran Gede, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah. Akibatnya, lima awak dan penumpang langsung tewas di tempat kejadian. Kecelakaan diperkirakan terjadi akibat cuaca buruk.
• 26 Desember - Tsunami 2004 - Lebih dari 220 ribu jiwa di ujung utara pulau Sumatra, Indonesia, dinyatakan hilang atau meninggal setelah provinsi Aceh disapu oleh badai tsunami raksasa pada malam Natal 2004. Negara-negara di dunia menyalurkan bantuannya ke provinsi Indonesia yang dilanda konflik selama puluhan tahun tersebut, mengakhiri isolasi provinsi Aceh dari dunia internasional. Rekonstruksi masih terus dilakukan hingga saat ini. Bencana ini juga secara tidak langsung mengakhiri operasi militer Indonesia di Aceh yang berlangsung sejak Mei 2003 (lihat: Operasi militer Indonesia di Aceh 2003-2004)
• 29 Desember - Bank Indonesia mengeluarkan pecahan 20 ribu dan 100 ribu baru.
2005
Januari
• 6 Januari - Di Jakarta, Indonesia diadakan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Tsunami yang dihadiri banyak pemimpin dunia seperti Menlu AS; Colin Powell, Sekjen PBB; Kofi Annan dan lain lain untuk membahas dampak dan menolong korban gempa bumi Samudra Hindia 2004.
• 13 Januari - Paris Club memberikan moratorium utang sebesar US$ 350 juta kepada Indonesia hingga penilaian perlunya moratorium dari Bank Dunia selesai.
• 24 Januari - Gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang Palu, Sulawesi Tengah. Rakyat langsung mengungsi karena takut kemungkinan adanya tsunami seperti yang terjadi di Aceh.
Februari
• 2 Februari - Gempa berkekuatan 5,2 SR di bagian selatan Kabupaten Garut merobohkan puluhan rumah dan merusak ratusan rumah lainnya. Tercatat juga adanya gempa susulan di Palu serta gempa di Pulau Bali dan Lombok.
• 7 Februari - Wabah demam berdarah dengue semakin meluas setelah Jakarta menyusul Jawa Barat dengan diberikannya status kejadian luar biasa (KLB) kepada kota ibukota tersebut.
• 16 Februari - Transparency International Indonesia mengumumkan Jakarta sebagai kota paling korup di Indonesia
• 18 Februari - Dua reporter Metro TV, wartawan Meutya Hafid dan juru kamera Budiyanto disandera ketika bertugas di Irak.
• 18 Februari - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik 3 Kepala Staf TNI yang baru.
• 19 Februari - Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.
• 21 Februari - Longsor sampah Leuwigajah menimbulkan korban 94 orang, setidaknya 67 tewas tertimbun.
• 22 Februari - Pesawat Cassa 212-200 milik Polri jatuh di laut dekat Bandara Sarmi, Papua sehingga menewaskan 15 orang.
Maret
• 1 Maret - Meski ditolak DPR, harga BBM resmi naik rata-rata sebesar 29 persen kecuali untuk minyak tanah rumah tangga yang tetap Rp 700/liter.
• 3 Maret - Pengadilan Indonesia memutuskan Abu Bakar Baasyir bersalah dalam tuduhan konspirasi pengeboman Bali 2002, dan dihukum penjara dua setengah tahun. Ia kemudian dibebaskan Juni 2006, satu seperempat tahun kemudian.
• 13 Maret - Sebanyak 17 penumpang tewas dan sekitar 30 orang lainnya masih dalam pencarian, akibat gelombang "bono" yang menghantam speed boat "Tuakal" di Teluk Meranti, Riau.
• 18 Maret - Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda Indonesia, resmi ditahan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir.
• 21 Maret - Dua bom meledak di Ambon, Maluku, yang mengakibatkan 19 orang luka-luka.
• 23 Maret - Sedikitnya 28 warga di Kabupaten Aceh Utara menderita muntah darah dan sesak napas setelah menghirup gas milik Exxon Mobil Indonesia yang bocor.
• 28 Maret - Gempa di Sibolga, Sumatra Utara menewaskan lebih dari seribu orang, dengan jumlah korban terbesar dari Pulau Nias. Gempa tersebut menimbulkan kepanikan akan terjadinya tsunami seperti beberapa bulan sebelumnya. Tsunami tidak terjadi. (Lihat pula: Gempa bumi Sumatra Maret 2005)
• 28-31 Maret - Kongres II PDI-P berlangsung di Denpasar, Bali dan dijadwalkan berakhir tanggal 2 April. Megawati Soekarnoputri terpilih secara aklamasi untuk kembali memimpin PDI-P untuk periode 2005-2010. Kongres akhirnya ditutup dua hari lebih cepat.
April
• 2 April - Sebuah helikopter Australia berpenumpang 11 prajuritnya yang sedang melakukan tugas kemanusiaan jatuh di sekitar Teluk Dalam, Nias. 9 orang tewas dan dua lainnya selamat. Dua hari kemudian Presiden SBY menganugerahkan penghargaan Satya Lencana Bakti Sosial kepada 11 prajurit Australia tersebut di Canberra, Australia.
• 8 April - Insiden Penyerempetan Kapal RI dan Malaysia 2005 menyulut masalah Ambalat. Hingga kini status Ambalat masih dipertentangkan
• 11 April - Mantan Gubernur Aceh, Abdullah Puteh divonis hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp 500 juta dalam kasus tuduhan korupsi.
• 12 April - Pesawat jenis Twin Otter yang berpenumpang 17 orang dinyatakan hilang dalam penerbangan dari Timika menuju Enarotali, Papua. Pesawat tersebut diduga jatuh di daerah pegunungan.
• 12 April - Gunung Talang yang berada di daerah Solok, Sumatera Barat meletus dan menyemburkan debu dan abu. Sekitar 27 ribu warga dievakuasi. Letusan tersebut disusul oleh lima letusan lanjutan yang salah satunya menyebabkan gempa bumi berkekuatan 5,2 skala Richter.
• 17 April - Sembilan orang dari berbagai negara yang disebut dengan Bali Nine ditangkap karena menyelundupkan heroin di Bali. Mereka dijatuhi hukuman mati dan seumur hidup pada tahun 2006.
• 21 April - terjadi insiden di perbatasan Timor Timur, Lettu Teddy Setiawan ditembak mati polisi perbatasan Timor Timur.
• 19-24 April - Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005 dibuka oleh Presiden SBY di Bandung dan Jakarta. Konferensi ini dihadiri 89 kepala negara/pemerintahan dan mengulangi kesuksesan Indonesia menggelar acara yang serupa lima puluh tahun silam.
Mei
• 4 Mei - 10 tahun setelah dinyatakan bebas polio, penyakit ini kembali muncul di Indonesia. Hingga kini telah ada dua kasus yang dilaporkan.
• 12 Mei - Status "darurat sipil" di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan diturunkan menjadi status "tertib sipil" terhitung mulai 18 Mei karena berbagai hal yang bersifat kedaruratan sudah tertangani.
• 20 Mei - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Nazaruddin Sjamsuddin, dijadikan tersangka dalam kasus dugaan korupsi di KPU.
• 28 Mei - Dua ledakan bom mengguncang Pasar Sentral Tentena, Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Sedikitnya 20 orang tewas.
• 31 Mei - Pesawat Adam Air penerbangan Medan–Jakarta tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta. Akibatnya 5 penumpang luka-luka.
Juni
• 1 Juni - Kedutaan Indonesia di Australia menerima kiriman surat yang diduga berisi antraks yang diduga terkait dengan putusan pengadilan Schapelle Corby, seorang penyelundup obat-obatan asal Australia yang tertangkap di Bali.
• 11 Juni - Bayi kembar siam Nia dan Mia mulai dioperasi di RS Cipto Mangunkusumo oleh sebuah tim dokter yang terdiri dari dua dokter anestesi dan enam dokter bedah. Walaupun kondisi dada dan perut menyatu, masing-masing bayi memiliki satu jantung yang hanya dipisahkan oleh selaput. Nia Ayu Lestari dan Mia Ayu Lestari lahir pada 22 Maret 2005 dari pasangan Nurlela dan Mulyadi.
• 16 Juni - Nurdin Halid, ketua PSSI, dinyatakan tidak bersalah oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dalam kasus korupsi distribusi minyak goreng. Sementara tim Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi kasus ini ke Mahkamah Agung.
• 17 Juni - Nia, atau dikenal dengan Nurlela II, salah seorang bayi kembar siam yang telah menjalani operasi pemisahan di RSCM, meninggal dunia karena kebocoran jantung.
• 17 Juni - Sembilan nelayan Indonesia kabur dari pelabuhan Nhulunbuy dengan menggunakan kapal nelayan mereka. Saat ini Australia telah mengirimkan pasukannya untuk mengejar mereka.
• 18 Juni - Kelangkaan BBM dalam dua hari terakhir menyebabkan sebagian besar SPBU di Malang, Jawa Timur, terpaksa tutup. Di Mataram, BBM juga langka karena keterlambatan pasokan dari Stasiun Manggis, Bali.
• 18 Juni - Yamin Labuso dan Erikson Hutagaol, dua dari tiga warga Indonesia yang diculik gerilyawan di wilayah Mindanao, Filipina, tiba di Indonesia. Namun Ahmad Resmiadi, warga Indonesia lainnya masih disandera para gerilyawan.
• 22 Juni - Tiga mantan direktur Bank Indonesia, yaitu Heru Supraptomo, Hendro Budiyanto, dan Paul Sutopo, akhirnya dijebloskan ke penjara setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa mereka bersalah dalam kasus korupsi BLBI. Dalam kasus yang merugikan negara lebih dari 2 trilyun ini, mereka bertiga hanya dihukum 1,5 tahun penjara.
• 23 Juni - Mantan Menteri Agama Republik Indonesia Said Agil Husin Al Munawar, resmi ditahan di Rumah Tahanan Mabes Polri dalam kasus penyelewengan Dana Alokasi Ummat (DAU) Departemen Agama.
• 24 Juni - Eksekusi hukuman cambuk, untuk pertama kalinya dilakukan terhadap 26 orang terpidana yang dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Syar’iyah Bireuen berlangsung di depan publik di halaman Masjid Agung Bireuen, Aceh seusai salat Jumat yang melibatkan 12 eksekutor dari wilayatul hisbah atau polisi syariat.
• 24 Juni - Pemerintah Indonesia meminta agar para relawan asing tidak keluar malam di Aceh, setelah peristiwa tertembaknya Eva Yeung, salah seorang relawan dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Saat ini kondisi Eva Yeung telah membaik setelah dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura
• 25 Juni - Annike Nelce Bowaire, Siswi SMAN I Serui, meraih medali emas di lomba fisika dunia, The First Step to Nobel Prize in Physics (FS) yang berpusat di Warsawa, Polandia. Dia adalah orang kedua dari Papua yang memperoleh prestasi itu setelah Septinus George Saa di tahun 2004.
• 25 Juni - Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan keputusan peninjauan kembali (PK) yang memperingan vonis Tommy Soeharto dari 15 menjadi 10 tahun penjara, sehingga diperkirakan Tommy Soeharto yang ditahan di Lembaga Permasyarakatan Batu, Nusakambangan bebas pada tahun 2007.
• 29 Juni - Menjelang pelaksanaan pilkada di Kabupaten Poso, sebuah bom meledak di tengah keramaian Pasar Sentral Poso. Ini adalah ledakan bom kedua dalam kurun kurang dari 24 jam setelah Selasa malam (28/6) sebuah bom meledak di teras bekas Kantor DPC PDIP Poso. Ledakan ini tidak mengakibatkan korban jiwa.
• 30 Juni - Pemerintah Indonesia tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski harga minyak mentah di pasar internasional membubung tinggi. Pemerintah saat ini berkonsentrasi dalam mengamankan stok BBM di dalam Negeri.
• 30 Juni - Dua kereta rel listrik kelas ekonomi bertabrakan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta. Sedikitnya dua orang meninggal dan 50 orang luka-luka.
Juli
• 2 Juli - Kepolisian Indonesia menahan lagi 24 orang yang diduga terlibat dalam Bom Bali 2002.
• 8 Juli - Kecelakaan KM Digoel di Laut Arafura. Diperkirakan korban 84 orang ditemukan tewas dan 100-an penumpang belum diketahui nasibnya.
• 10 Juli - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Inpres No. 10/2005 tentang Penghematan Energi dalam upaya menyelesaikan krisis BBM.
• 17 Juli - Pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan damai dengan kelompok separatis Aceh, Gerakan Aceh Merdeka.
• 20 Juli - Tiga warga Tangerang dipastikan sebagai korban pertama flu burung di Indonesia dalam wabah terbaru yang merebak di wilayah Asia Tenggara.
• 29 Juli - Pemilihan Puteri Indonesia 2005
Agustus
• 11 Agustus - Kebakaran hutan di Indonesia yang menyebabkan polusi udara di dua kota di Malaysia: Port Klang dan Kuala Selangor, mencapai level 500 yang berbahaya. Akibatnya sekolah-sekolah terpaksa diliburkan. Ini merupakan kejadian yang terburuk sejak 1998.
• 15 Agustus - Pemerintah Indonesia dan GAM kembali duduk di meja perundingan yang diketuai oleh Martti Ahtisaari. Setelah terjadinya Tsunami yang meluluh-lantakkan Aceh, GAM akhirnya setuju untuk menyerahkan seluruh senjatanya dan pemerintah Indonesia setuju untuk menarik seluruh tentara Indonesia, memberikan otonomi, dan pemilihan langsung boleh diselenggarakan. Perjanjian damai berhasil ditandatangani dan secara resmi mengakhiri gerakan separatis GAM.
• 16 Agustus - Pemerintah Belanda, melalui Menteri Luar Negeri Bernard Bot, mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
• 18 Agustus - sehari setelah peringatan hari kemerdekaan RI, terjadi gangguan sistem interkoneksi listrik Jawa-Bali; listrik di Jakarta dan Banten mati total selama tiga jam dan menyebabkan pemadaman di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Mati listrik ini mempengaruhi jutaan pengguna, menyebabkan gangguan di bidang transportasi kereta, pesawat, rumah sakit, dan menyebabkan kebakaran karena penggunaan lilin. (Lihat pula: Mati listrik Jawa-Bali 2005)
• 20 Agustus - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan badan intelijen nasional dan kepolisian untuk memeriksa mati listrik yang mempengaruhi 100 juta orang — terbesar di dunia — tersebut.
• 31 Agustus - Pemerintah Indonesia membebaskan 200 tahanan GAM, tindakan yang merupakan bagian dari ditandatanganinya persetujuan perdamaian.
September
• 2 September - Sebuah pekuburan di atas bukit di Padang longsor; 11 orang tewas dan 14 lainnya masih tertimbun.
• 5 September - Sebuah pesawat penumpang Mandala Airlines Penerbangan 91 mengalami kecelakaan di Medan, Sumatera Utara, menewaskan sekitar seratus penumpangnya dan lima puluh orang lainnya di darat. Gubernur Sumatra Utara, Rizal Nurdin dan mantan gubernur, Raja Inal Siregar dipastikan meninggal dunia.
• 13 September - Rois, tersangka pelaku Bom Kuningan, divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
• 15 September - Aceh Monitoring Mission (AMM) memulai tugasnya memantau proses damai di Aceh. GAM memulai penyerahan senjata tahap pertama sebagai bagian dari Nota Kesepahaman (MoU) perdamaian di Banda Aceh kepada tim dari AMM. Badan ini nantinya dibubarkan Desember 2006.
• 18 September - Polisi membubarkan pertemuan petani di Lombok; 27 orang petani ditembak (termasuk 1 anak-anak), 8 terkena pukulan dan 3 lainnya ditangkap oleh pihak kepolisian Lombok Tengah.
• 19-25 September - Indonesia Terbuka 2005 diselenggarakan di Gelora Bung Karno, Jakarta. Indonesia meraih medali emas untuk ganda putra dan campuran.
• 25 September - Persipura Jayapura untuk pertama kalinya menjuarai Liga Indonesia setelah mengalahkan Persija 3-2 di final. PSIS Semarang meraih tempat ketiga setelah mengalahkan PSMS Medan 2-1.
• 27 September - Di mana-mana terlihat antrian panjang di SPBU-SPBU oleh para pemakai kendaraan yang mengantisipasi kenaikan BBM pada 1 Oktober.
Oktober
• 1 Oktober - Bom Bali 2005 - hampir tiga tahun setelah Bom Bali pertama, tiga buah bom bunuh diri kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan sekitar dua ratus lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di sebuah klub di Pantai Kuta dan di Jimbaran.
• 1 Oktober - Harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia naik dengan persentase kenaikan paling kecil sekitar 80%.
• 19 Oktober - Banjir bandang di Semadam, Aceh Tenggara; sedikitnya 12 orang tewas.
• 29 Oktober - Tiga siswi SMU di Poso yang sedang berjalan ke sekolah Kristen dipenggal kepalanya oleh sekelompok orang tak dikenal, kekerasan ini merupakan bagian dari konflik beragama yang masih terus melanda Poso.
• 31 Oktober - 42 anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma'ruf setelah menanti selama empat tahun sejak 2001-2005 ketika Undang-Undang Otonomi Khusus diberlakukan.
November
• 9 November - Polri melakukan penyergapan di sebuah vila di Kota Batu; Dr. Azahari, buronan teroris dari Malaysia, dipastikan tewas setelah diidentifikasi lewat sidik jarinya.
• 13 November - Peringatan Tujuh Tahun Tragedi Semanggi I diadakan di Sekretariat Jaringan Solidaritas Keluarga Korban Pelanggaran HAM (JSKK).
• 25 November - Pemerintah Indonesia diizinkan oleh Roche Holding untuk memroduksi Tamiflu untuk menghadapi flu burung. Hal ini dapat dilakukan karena Tamiflu tidak memiliki perlindungan paten di Indonesia.
Desember
• 5 Desember - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan pada Kabinet Indonesia Bersatu. Tiga menteri digeser posisinya, tiga dicopot, sementara tiga lainnya adalah orang baru.
• 9 Desember - Sebanyak 55 orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Papua, yang telah berlangsung sejak 11 November.
• 13-18 Desember - Aksi protes menyambut pembukaan Konferensi Tingkat Menteri WTO yang berlangsung di Hong Kong.
• 26 Desember - Peringatan satu tahun bencana tsunami yang telah menewaskan lebih dari 120 ribu jiwa di Indonesia, Thailand, Sri Lanka, Malaysia dan negara lainnya.
• 28 Desember - Mantan kepala BKPM, Theo Toemion ditahan KPK karena dugaan tindak pidana korupsi saat menjabat periode 2003-2004 yang merugikan negara sebesar 32 miliar rupiah.
• 31 Desember - Ledakan bom di pasar di Kota Palu menyebabkan 8 orang meninggal dunia dan melukai 45 lainnya. (Lihat pula: Bom Palu 2005)
2006
Januari
• 1 - Banjir bandang menewaskan 63 orang di Jember, Jawa Timur.
• 4 - Tanah longsor di dusun Cijeruk, Banjarnegara, Jawa Tengah menyebabkan tewasnya 76 orang. Bencana ini diakibatkan hujan yang turun deras dan penggundulan hutan yang tak teratur.
• 6 - terjadi insiden perbatasan Timor-Timur lagi, tiga penduduk NTT ditembak mati oleh polisi perbatasan Timor Timur.
• 16 - Sekitar 12.000 buruh yang berasal dari 10 kabupaten dan kota di Jawa Timur, mengepung Kantor Gubernur Jawa Timur. Mereka menuntut gubernur segera merevisi upah minimum kabupaten/kota tahun 2006.
• 17 - David Nusa Wijaya, terpidana kasus BLBI Bank Servitia yang menjadi buronan, ditangkap di AS dan dikembalikan ke Indonesia.
• 20 - Aparat keamanan Indonesia menembak mati seorang pelajar di Papua dan mencederai dua orang lainnya sementara laporan lainnya menyebut bahwa korban jiwa berjumlah empat orang. Peristiwa ini diduga terkait dengan pengungsian 43 warga Papua ke Australia dua hari sebelumnya.
• 20 - Timor Timur menyampaikan laporan pembantaian warganya oleh Indonesia dari 1975-1999 kepada PBB. Menurut laporan tersebut, lebih dari 100.000 orang meninggal dunia akibat kelaparan yang disengajai.
• 27 - Hujan deras sejak 26 Januari menyebabkan banjir dan tanah longsor melanda beberapa kota di jalur Pantura pulau Jawa. Jalur transportasi terputus akibat rusaknya beberapa jembatan. Seluruh penerbangan menuju Semarang dialihkan dan dibatalkan.
• 31 - KM Citra Mandala Bahari tenggelam di Selat Rote; sedikitnya 50 hilang dan 110 orang berhasil diselamatkan.
Februari
• 4 - Larangan merokok di tempat umum mulai diberlakukan di provinsi DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Nomor 75 Tahun 2005.
• 7 - Said Agil, mantan Menteri Agama Indonesia, divonis 5 tahun penjara dalam kasus korupsi Dana Abadi Umat.
• 7 - Para peneliti mengumumkan penemuan puluhan spesies satwa dan tumbuhan baru di sekitar Pegunungan Foja, Papua.
• 11 - Adam Air dengan nomor penerbangan 728 mendarat darurat di Bandara Tambolaka, Nusa Tenggara Timur setelah mengalami kerusakan total sistem navigasi dan komunikasi selama tiga jam.
• 13-15 Februari - tujuh anggota Bali Nine divonis hukuman seumur hidup dan dua dijatuhi hukuman mati. Setelah melalui banding dan kasasi akhirnya tujuh dijatuhi hukuman mati dan dua seumur hidup
• 17 - Gerakan nasional toilet umum bersih dicanangkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Ngurah Rai Denpasar.
• 20 - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membebaskan terdakwa ECW Neloe, I Wayan Pugeg, dan M. Sholeh Tasripan dari tuntutan 20 tahun penjara terkait kasus korupsi Bank Mandiri yang merugikan negara Rp160 miliar.
• 21 - Banjirdan tanah longsor kembali melanda Kota Manado setelah sebelumnya telah terjadi pada tanggal 13 dab 19 Februari. Bencana tersebut telah menelan korban sedikitnya 31 orang.
• 21 - Terjadi bentrokan dan penembakan saat aparat TNI, Polisi, dan satpam PT Freeport Indonesia mengusir warga setempat yang melakukan pendulangan emas di kali Kabur Wanamon. Warga kemudian menduduki jalan masuk Freeport di Tembagapura, Papua.
• 22 - Mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Temenggung ditetapkan Jaksa Penyidik di Kejaksaan Tinggi DKI untuk ditahan.
• 23 - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali membebaskan terdakwa kasus dugaan korupsi, yaitu pimpinan PT Cipta Graha Nusantara selaku debitor Bank Mandiri: Edyson (direktur utama), Saiful Anwar (komisaris utama), dan Diman Ponijan (direktur keuangan).
• 24 - Pemerintah DKI Jakarta memulai inspeksi dan pemusnahan unggas yang terindikasi terjangkit flu burung.
• 27 - Dalam Pekan Imunisasi Nasional (PIN) putaran IV, balita di 33 provinsi Indonesia divaksinasi cuma-cuma guna memberikan kekebalan terhadap virus polio liar.
• 27 - Arkeolog menemukan apa yang diyakini sebagai sisa-sisa peradaban yang hilang tersapu letusan gunung Tambora pada 10 April 1815. Penjelajah Belanda dan Inggris yang mengunjungi tempat itu pada awal 1800-an terkejut mendengar penduduk di sana menggunakan bahasa yang sangat berbeda dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di Nusantara.
Maret
• 3 - Atap kereta api penumpang nomor KA 907 jurusan Rangkasbitung, Banten menuju Jakarta runtuh saat memasuki Stasiun Kebayoran Lama. Puluhan penumpang terluka.
• 7 - Catatan tahunan Komisi Nasional Perempuan menunjukkan terjadinya peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga sepanjang 2005 sebanyak 82% dibanding tahun 2004.
• 8 - Hari Perempuan Internasional diperingati di berbagai kota di Indonesia dengan demonstrasi menolak diskriminasi, pemiskinan, dan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi
• 10 - Sebuah bom meledak di desa Toini, daerah transmigran, sekitar 30 km dari kota Poso, Sulawesi Tengah. Pelaku pengeboman di daerah itu selama ini belum terungkap.
• 16 - Tiga petugas polisi dan seorang intel TNI tewas, serta puluhan orang terluka akibat bentrokan terkait demonstrasi penolakan PT. Freeport Indonesia di depan Universitas Cendrawasih, Jayapura.
• 20 - Aktivitas di empat pelabuhan besar di Indonesia lumpuh selama 21 jam akibat aksi mogok kerja yang dilakukan anggota Organda Unit Angkutan Barang Khusus Pelabuhan untuk memprotes pengenaan PPN terhadap jasa angkutan darat di jalan dan air. Aksi ini akhirnya dihentikan setelah pemerintah memenuhi tuntutan para pemogok.
• 24 - Pemerintah Indonesia menarik duta besarnya di Australia sebagai protes atas keputusan Australia memberikan visa kepada 42 warga Papua. Tindakan ini diputuskan dalam rapat koordinasi polkam hari Jumat seperti dijelaskan Menkopolhukam Widodo A.S.
April
• 3 - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Barnabas Suebu - Alex Hesegem ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Daerah Papua. Barnabas-Alex meraih 354.000 suara, disusul oleh Lukas Enembe dengan 333.000 suara.
• 5 - Puluhan ribu buruh melakukan demonstrasi serentak di Jakarta dan kota-kota lain menolak revisi UU Ketenagakerjaan No 13/2003.
• 7 - Majalah Playboy versi Indonesia mulai beredar walaupun ditentang berbagai pihak.
• 9 - Indosiar merencanakan untuk menghentikan penayangan acara Republik BBM, setelah pertemuan para pimpinan stasiun TV dengan wapres Jusuf Kalla tanggal 7 April.
• 10 - Kota Padang dan sejumlah kota di Sumatera Barat diguncang gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter. Diperkirakan pusat gempa berada 80 km barat laut dari Kota Padang, atau di sekitar epulauan Mentawai.
• 11 - WC kering ramah lingkungan yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia diperkenalkan di Jepara, Jawa Tengah. Teknologi tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk daerah-daerah krisis air bersih di Indonesia.
• 12 - Gedung kantor redaksi Playboy Indonesia di Jakarta dilempari batu saat Front Pembela Islam berunjuk rasa menuntut penutupan majalah tersebut.
• 12 - Status gunung Merapi ditingkatkan menjadi status siaga. Kemungkinan besar gunung tersebut akan meletus.
• 15 - Dua kereta api tujuan Surabaya, yaitu KA Ekonomi Kertajaya dari Stasiun Pasar Senen dan KA Eksekutif Sembrani dari Stasiun Gambir bertabrakan dini hari, persis di Stasiun Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Korban tewas dilaporkan 13 orang.
• 17 - Perahu layar motor "Batista" tenggelam di perairan Rote, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar penumpang selamat dan hanya satu yang belum diketahui nasibnya.
• 18 - Aktivitas Merapi meninggi dengan guguran lava, gempa multifase, dan gempa vulkanik. Warga di sejumlah desa sekitarnya mulai berkemas sebagai persiapan evakuasi.
• 18 - KRL Ekspres Pakuan menabrak sebuah metromini di Kalibata, Jakarta Selatan. Tujuh penumpang Metromini tewas.
• 19 - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan pemerintah bahwa salah satu hutan gambut terbesar di dunia yang ada di Kampar, Riau akan musnah apabila penebangan dan konversi lahan gambut menjadi Hutan Tanaman Industri terus berlangsung.
• 20 - Kapal utama Greenpeace, Rainbow Warrior, merapat di Jakarta setelah sebulan berlayar di perairan Indonesia dalam rangka patroli pelestarian hutan.
• 20 - Sedikitnya 16 orang tewas dalam banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
• 21 - Majelis banding Pengadilan Tinggi Jakarta tetap memvonis 14 tahun penjara Pollycarpus Budihari Priyanto, yang dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan Munir.
• 22 - Ribuan orang turut serta dalam pawai budaya di Jakarta untuk menolak Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi. Pawai bertema "Bhinneka Tunggal Ika" ini dimeriahkan aksi budaya daerah-daerah di Indonesia.
• 28 - Kerusuhan terjadi di Dili, ibu kota Timor Timur. Sedikitnya dua orang terbunuh dan 28 orang luka-luka setelah ratusan mantan tentara dan pendukungnya mengamuk.
• 29 - Jam malam dan perintah tembak di tempat diberlakukan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menyusul kerusuhan sebagai buntut pemilihan kepala daerah.
• 29 - Dua tersangka teroris dari kelompok Noordin M. Top tewas dalam tembak-menembak dengan polisi di desa Binangun, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Dua orang lainnya tertangkap.
Mei
• 3 - Aksi buruh menuntut dibatalkannya revisi UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dilakukan di depan Gedung DPR/MPR berakhir dengan bentrokan yang terjadi dengan aparat kepolisian. Kemarahan terjadi akibat dari ketidakpuasan para buruh terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh pemerintah.
• 5 - Sedikitnya terjadi empat kali guguran lava pijar di Gunung Merapi, Jumat (5/5) dinihari. Lava pijar menuju Kaliurang sejauh 200-an meter. Guguran lava mulai muncul di Gunung Merapi sejak tanggal 4
• 8 - Wakil Presiden Jusuf Kalla dilaporkan ke Kepolisian Metro Jakarta Raya hari ini. Pelapornya Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI – MPO) menuduh Jusuf Kalla memprovokasi buruh pada aksi 3 Mei lalu.
• 9 - Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB, sebuah lembaga baru untuk menggantikan Komisi HAM PBB. Indonesia mendapatkan dukungan 165 negara dari 191 negara anggota PBB.
• 10 - Mahkamah Agung menolak peninjauan kembali kedua yang diajukan terpidana kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu.
• 11 - Dua puluh satu elemen nasionalis yang tergabung dalam JPN melakukan aksi pawai budaya menolak disahkannya RUU APP. Aksi pawai dilakukan dengan menyusuri jalan Sudirman menuju gedung DPR, Senayan.
• 12 - Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan pernyataan tentang Surat Keputusan Penghentian Penuntutan (SKPP) perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto. SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006.
• 12 - Peringatan sewindu Tragedi Trisakti, mahasiswa dari berbagai elemen melakukan demonstrasi menuju kediaman Soeharto di Jl.Cendana dan di depan gedung DPR/MPR.
• 12 - Kota Jakarta diguncang gempa. Getarannya dapat dirasakan di gedung-gedung tinggi di seputar Jakarta Pusat.
• 13 - Status gunung Merapi ditingkatkan menjadi status awas. Peningkatan status ini terjadi setelah muncul awan panas dari puncak gunung merapi.
• 14 - Sebelas penggali pasir yang terkubur hidup-hidup di desa Nyalindung, Cipatat, Kabupaten Bandung, ditemukan tewas.
• 16 - Agama Konghucu memperoleh pengakuan resmi di Malang, Jawa Timur ketika pemeluknya diizinkan mencantumkan agama mereka di KTP. *16 - Sebagai tanggapan terhadap rencana pemerintah untuk menutup kasus pengadilan mantan Presiden Soeharto, para aktivis prodemokrasi mendeklarasikan Gerakan Masyarakat Adili Soeharto di Kantor Kontras, Jakarta.
• 21 - Unjuk rasa terjadi di sejumlah daerah di Indonesia oleh sejumlah ormas Islam yang menuntut disahkannya RUU APP. Sementara di Bali terjadi unjuk rasa menolak RUU APP.
• 26 - Kondisi keamanan di Timor Timur yang sedang memburuk menyebabkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan penutupan sementara pintu perbatasan darat Timor Timur dengan Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
• 27 Mei - Gempa bumi hebat kembali terjadi di Indonesia, kali ini mengenai kawasan Yogyakarta dan sekitarnya di pulau Jawa dan mengakibatkan enam ribu orang lebih meninggal dunia. (Lihat pula: Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006)
• Sejak 27 Mei - Lumpur Lapindo - Banjir lumpur panas melanda Sidoarjo hingga saat ini masih belum dapat ditanggulangi
• 30 - Gempa tektonik mengguncang Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua. Gempa yang berpusat pada 115 kilometer timur laut Wamena dan berada pada kedalaman laut 33 kilometer berkekuatan 6 Skala Richter (SR). Beberapa saat kemudian, kota Padang dan sejumlah kota di Sumatera Barat juga diguncang gempa berkekuatan sedang. Tidak ada korban jiwa dalam kedua gempa ini.
• 31 Mei - 4 Juni - Indonesia Terbuka 2006 diselenggarakan di Surabaya. Indonesia memenangkan emas di tunggal dan ganda putra
Juni
• 1 - Sebanyak 124 pohon di Kebun Raya Bogor yang banyak di antaranya berusia di atas seratus tahun tumbang akibat angin kencang dan badai yang melanda Bogor. Hujan badai juga menyebabkan lima belas rumah rusak berat (di antaranya rata dengan tanah), satu jembatan putus di Kelurahan Kebon Jahe, 54 rumah rusak ringan di Kelurahan Paledang, dan lima rumah rusak berat di Kelurahan Empang, serta belasan mobil rusak.
• 1 - Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini.
• 4 - Aktivitas Gunung Merapi lampaui status awas. Kepala BPPTK DIY Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa dua hari terakhir ini volume lava di kubah Merapi memenuhi seluruh kapasitas kubah merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
• 8 - Gunung Merapi menyemburkan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Semburan awan panas sejauh lima km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman.
• 12 - Dalam sidang putusan praperadilan Soeharto, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Andi Samsan Nganro menyatakan bahwa SKP3 Soeharto tidak sah menurut hukum dan tuntutan terhadap HM Soeharto tersebut dibuka dan dilanjutkan.
• 13 - Semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari ke-14 semakin tidak terkendali dan belum ada tanda-tanda mereda. Lumpur panas telah merendam 45 hektar sawah dan tambak, pemukiman penduduk di tiga desa, tujuh pabrik, dan sebagian jalan tol. Penduduk semakin banyak yang mengungsi.
• 14 - Abu Bakar Ba'asyir, terpidana konspirasi serangan bom Bali 2002, selesai masa tahanannya dan dibebaskan dari LP Cipinang, Jakarta.
• 16 - Sidang kasus suap terhadap Mahkamah Agung dengan terdakwa Harini Wiyoso diwarnai aksi walk out salah seorang kuasa hukum terdakwa yang kecewa karena persidangan telah melewati masa 90 hari. Sebelumnya sidang sempat tertunda sebanyak enam kali karena ketua majelis tidak menyetujui pemanggilan saksi Bagir Manan.
• 20 - Banjir dan longsor melanda sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Genangan air, longsoran tebing, dan jembatan putus mengakibatkan beberapa kabupaten terisolasi. Dilaporkan sedikitnya 38 orang tewas, puluhan lainnya dinyatakan hilang.
• 29 - Setelah beberapa hari terakhir merendam dua ribu rumah di Kecamatan Katingan Tengah, banjir luapan Sungai Katingan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, mengalir ke hilir, terutama ke Kecamatan Pulau Malan dan Tewang Sangalang Garing, dan mulai menggenangi ruas jalan trans-Kalimantan di Kereng Pangi Kilometer 10, Katingan Tengah, yang menghubungkan kota Palangkaraya dengan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Juli
• 11 - UU Kewarganegaraan dan UU Pemerintahan Aceh disetujui DPR.
• 13 - Tujuh orang tewas dan tiga orang luka berat akibat carok massal di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Jumlah korban diduga masih akan bertambah, karena banyak korban yang melarikan diri meskipun dalam keadaan luka.
• 17 - Sebuah tsunami yang disebabkan oleh gempa bawah laut menewaskan lebih dari 668 orang, 287 hilang dan 74.100 orang lainnya kehilangan tempat tinggalnya di bagian selatan Jawa. (Lihat pula: Gempa bumi Jawa Juli 2006)
• 24 - Gempa bumi dengan kekuatan 6,6 SR menghantam selatan Gorontalo. Gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami walaupun sempat diduga berpotensi sebaliknya oleh BMG.
• 26 - Stadion Menteng yang didirikan pada 1921 dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi, dirobohkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Agustus
• 5 - Penyelenggaraan Miss Indonesia 2006
• 11 - Pada detik-detik terakhir menjelang pelaksanaan hukuman mati atas tiga tertuduh kasus Poso (Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva), pemerintah Indonesia mengeluarkan perintah penundaannya. Penundaan ini datang beberapa jam setelah Paus Benediktus XVI mengeluarkan imbauan khusus kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
• 12 - Sebuah gempa susulan kembali menerpa Sibolga, Sumatera Utara, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
• 25 - Penyelenggaraan Puteri Indonesia 2006
September
• 6 - Ledakan bom terjadi di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menewaskan seorang warga.
• 7 - Aktivis hak asasi manusia dan keluarga para korban pelanggaran HAM memperingati dua tahun kematian Munir, sekaligus peringatan Hari Pembela HAM Indonesia. Acara yang juga dihadiri utusan Amnesty International ini berlangsung di Tugu Proklamasi Jakarta.
• 8 - Indonesia menuntut akses kepada Hambali, yang disebut-sebut sebagai tangan kanan Osama bin Laden di kawasan itu, setelah mendapatkan konfirmasi dari Washington bahwa ia masih hidup dan dipindahkan ke Teluk Guantanamo, Kuba.
• 18 - Para ilmuwan dari Conservation International menemukan sejumlah spesies baru di perairan Irian Jaya Barat, di daerah Kepala Burung, antara lain ikan hiu yang berjalan dengan siripnya, dan udang yang tampak seperti belalang sembah. Tim itu juga memperingatkan bahwa binatang-binatang di daerah itu sangat terancam, karena nelayan menggunakan dinamit dan racun sianida untuk menangkap ikan.
• 20 - Pejabat-pejabat Indonesia mengatakan ribuan polisi dikerahkan di Poso dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan sehubungan dengan rencana eksekusi terhadap Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus da Silva yang dituduh bersalah dalam penyerangan kepada kelompok Muslim pada Mei 2000. Eksekusi akan dilaksanakan pada Jumat dini hari mendatang.
• 22 - Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu dieksekusi mati sehubungan dengan kerusuhan Poso yang sarat dengan muatan politis. Eksekusi tersebut ditentang luas dan menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Oktober
• 2 - Asap dan abu dari hutan-hutan yang dibakar di Indonesia menutupi bagian barat Indonesia, dan menyebabkan memburuknya kualitas udara di Singapura dan Malaysia.
• 4 - Mahkamah Agung menyatakan Pollycarpus Budihari Priyanto tidak terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap Munir. Dalam putusan kasasinya, MA hanya menghukum Pollycarpus dua tahun penjara karena terbukti menggunakan surat palsu.
• 12 - Pemerintah Indonesia berjanji akan segera meratifikasi Persetujuan ASEAN tentang Pencemaran Asap Lintas-Batas menyusul kabut asap tahunan dari Indonesia yang kembali menyelimuti negara tersebut dan tetangganya, Malaysia dan Singapura.
• 12 - Indonesia melunasi seluruh sisa utangnya sebesar US$3,2 miliar kepada IMF, empat tahun lebih awal dari jadwal.
• 12 - Wabah penyakit chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok telah menjangkiti sedikitnya 117 orang. Sebagian besar penderita adalah warga RT 02/RW 04, yang berjumlah 56 orang.
• 16 - Indonesia, Italia, Afrika Selatan, dan Belgia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2 tahun dan mulai bertugas sejak 1 Januari 2007.
• 16 - Pdt. Irianto Kongkoli, MTh, Sekretaris Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) tewas ditembak orang tidak dikenal di Palu, masih terkait dengan kerusuhan agama yang berlangsung di Palu.
• 17 - Kejaksaan Agung Republik Indonesia mulai menayangkan foto dan menyebarkan data para buronan tindak pidana korupsi yang putusan perkaranya telah berkekuatan hukum tetap. Data dan foto 14 belas koruptor tersebut direncanakan ditayangkan di televisi dan media massa dengan frekuensi seminggu sekali.
• 19 - Biaya menghentikan banjir lumpur di Sidoarjo dan membersihkannya diperkirakan akan mencapai setidaknya AS$180 juta, sementara biaya akhirnya diduga akan jauh lebih besar lagi.
• 27 - Jembatan gantung yang berada di lokasi wisata Kebun Raya Bogor, Jawa Barat nyaris ambruk akibat baut di salah satu penyangganya lepas. Untuk mengamankan keseimbangan, petugas menopang jembatan dengan bambu.
• 30 - Tommy Soeharto dibebaskan bersyarat dari penjara setelah mendapatkan remisi enam minggu pada perayaan Idul Fitri.
November
• 6 - Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa dalam mata uang asing mencapai sekitar 47 miliar Dolar Amerika pada akhir tahun 2007 atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya diperkirakan 39,5 miliar Dolar Amerika.
• 7 - Kabut asap masih pekat meski Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sempat diguyur hujan. Jarak pandang pun hanya 50 meter.
• 11 - Bom meledak di sebuah restoran A&W di Jakarta Timur. Seorang laki-laki terluka dalam ledakan itu dan dirawat di sebuah rumah sakit terdekat. Motif peledakan ini belum diketahui.
• 12 - Muhamad Nuh, korban yang dirawat akibat ledakan bom di Jakarta Timur, diduga adalah pelaku pengeboman tersebut.
• 20 - Presiden Yudhoyono beserta anggota kabinet dan 9 tokoh sipil bertemu dengan Presiden AS George W. Bush yang berkunjung ke Bogor, Jawa Barat.
• 22 - Pipa gas Pertamina yang berada di bawah luberan lumpur Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo meledak, disusul jebolnya sejumlah titik tanggul penahan lumpur. Akibatnya lima orang tewas dan belasan luka bakar cukup parah. Kobaran api yang sangat besar menyala di titik ledakan dekat Km 38 Jalan Tol Porong-Gempol.
• 29 - Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Ternate, Maluku Utara dan Manado, Sulawesi Utara.
Desember
• 8 - DPR-RI menyetujui 16 RUU tentang pembentukan 16 kabupaten dan kota baru di sejumlah provinsi.
• 11 - Pilkada memilih gubernur dan 19 bupati/walikota secara serentak digelar di Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai lanjutan dari perjanjian damai 2005. Mantan pemimpin separatis Irwandi Yusuf terpilih sebagai gubernur Aceh.
• 20 - Konser grup musik Ungu di Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah, merenggut korban: 10 orang tewas karena terinjak-injak dan bertabrakan dengan penonton keluar dan masuk. Selain terinjak-injak, mereka juga meninggal karena terperosok ke dalam parit di dekat pintu stadion.
• 30 Desember - KMP Senopati Nusantara yang mengangkut 800-an penumpang dan 25 anak buah kapal (ABK) dinyatakan hilang. Kapal ini hilang sekitar utara Pulau Mundanika, Kalimantan Selatan. Baru ditemukan 117 orang yang selamat. (Lihat pula: Musibah KM Senopati Nusantara)

2007

Januari• 1 Januari - Malam tahun baru terjadi musibah Adam Air Penerbangan 574 yang hingga kini masih menyisakan misteri. Seluruh penumpang dan awak pesawat tidak pernah diketemukan jenasahnya dan dianggap meninggal.
• 16 Januari - rangkaian kereta api Bengawan jurusan Solo-Tanahabang terputus di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lima orang penumpang dilaporkan tewas, ratusan lainnya luka-luka akibat insiden ini.
Februari
• sejak 1 Februari - Banjir di ibu kota Jakarta menewaskan lebih dari delapan puluh orang dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi. (Lihat pula: Banjir Jakarta 2007)
• 18 Februari - Terjadi bencana angin lesus yang menerjang kawasan Lempuyangan, Yogyakarta yang berlangsung selama sekitar 15 menit. Akibat angin ini, ratusan rumah, pohon, kabel listrik, dan papan reklame porak-poranda diterjang angin bahkan menyebabkan lebih dari 30 orang terluka. (Lihat pula: Lesus Lempuyangan Februari 2007)
• 22 Februari - Sedikitnya 25 orang tewas setelah KM Levina I jurusan Tanjung Priok–Pangkal Balam, Bangka yang mengangkut 291 penumpang terbakar di Selat Sunda.[3]. 4 orang di antaranya tewas saat melakukan investigasi pada bangkai kapal pada tanggal 25 Februari. Mereka tewas saat bangkai kapal tersebut tenggelam.
Maret
• 6 Maret - Terjadi gempa bumi di Padang, Sumatera Barat. (Lihat pula: Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007)
• 7 Maret - Kecelakan pesawat yang membawa korban jiwa kembali terjadi. Kali ini Garuda Indonesia Penerbangan 200 meledak ketika mendarat menyebabkan 22 penumpangnya meninggal

April
• 21 April - Kereta api Serayu jurusan Senen-Kroya anjlok di Garut, Jawa Barat. Sebanyak tiga gerbong jatuh ke jurang sedalam 30 meter yang ada di pinggiran rel kereta. 40 orang terluka serta 6 orang lainnya luka berat
Mei
• 7-13 Mei - Indonesia Terbuka 2007 diadakan di Istora Senayan, Jakarta. Indonesia gagal memenangkan medali emas.
• 30 Mei - Insiden Alastlogo di Pasuruan, Jawa Timur akibat sengketa tanah antara militer dan petani.
Juni
Polisi menangkap Zarkasih dan Abu Dujana, yang dituduh mengepalai gerakan militan JI
Juli
• 5 Juli - Miss Indonesia 2007
• 11 Juli - KM Sinar Madinah tenggelam di perairan Laut Selatan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kapal tenggelam setelah dihempas gelombang setinggi lima meter. Tujuh orang awak kapal sempat terlilit jaring, namun enam orang berhasil menyelamatkan diri. Seorang anak buah kapal hilang bersama jaring yang melilit dirinya.
• 11 Juli - KM Wahai Star yang mengangkut sekitar 100 penumpang dan ribuan ton hasil bumi dari Leksula tujuan Ambon tenggelam di perairan antara Pulau Buru dan Ambon. (Lihat pula: Musibah KM Wahai Star)
Agustus
Kelompok Islam Hizb ut-Tahrir menyelenggarakan konferensi internasional yang menyerukan didirikannya kekalifahan tunggal di dunia Islam.
• 3 Agustus - Puteri Indonesia 2007
• 8 Agustus - Pilkada DKI Jakarta 2007, pemenangnya adalah Fauzi Bowo dan Prijanto dengan perolehan 2.109.511 suara (57,87%)
September
• 12 September - Terjadi gempa bumi lepas pantai di dekat provinsi Bengkulu. (Lihat pula: Gempa bumi Bengkulu 2007)
Oktober
• 18 Oktober - KM Asita III tenggelam di perairan Selat Kadatua, sekitar 10 mil dari Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, 125 orang selamat, sedikitnya 31 orang meninggal dunia, dan 35 lainnya hilang.
Desember
Zarkasih yang dituduh mengepalai gerakan militan JI mulai disidangkan di Jakarta
26 Desember - Indonesia menggalakkan Tahun Kunjungan Indonesia 2008
2008
Januari
• 27 Januari - Mantan presiden Soeharto meninggal dunia karena komplikasi kesehatan.
Februari
• 20 Februari - Sebuah gempa bumi dan disusul oleh dua gempa susulan melanda Kabupaten Simeulue, Aceh. Penduduk Aceh yang masih trauma dengan Tsunami 2004 ketakutan akan adanya tsunami.
April
• 13 April - Pilkada Jabar terdiri dari 3 pasangan, pemenangnya adalah Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf
Mei
Presiden SBY mengumumkan rencananya untuk Indonesia mundur dari Organisasi Pengekspor Minyak Sedunia karena impor minyak Indonesia sudah lebih besar dari jumlah ekspornya serta produksi minyak yang gagal. Terjadi demonstrasi atas rencana pemerintah menaikkan harga minyak untuk mengurangi subsidi pemerintah.
• 13 Mei - Kontes Putri Indonesia diselenggarakan untuk kali keempat. (Lihat pula: Miss Indonesia 2008)
Juni
• 1 Juni - Insiden Monas - memicu aksi protes terhadap kekerasan secara nasional.
Juli
Laporan akhir oleh komisi gabungan Indonesia dan Timor Leste menyalahkan Indonesia atas pelanggaran HAM. Presiden SBY menyampaikan "penyesalannya yang mendalam".
• 5-17 Juli - Pekan Olahraga Nasional XVII diselenggarakan di Kalimantan Timur
Agustus
• 8-24 Agustus - Indonesia turut berlaga dalam Olimpiade Beijing 2008. Indonesia berhasil memperoleh 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu, yang membuat tradisi emas Indonesia sejak 1992 tetap terjaga. (Lihat pula: Indonesia pada Olimpiade 2008)
September
• 15 - Tragedi Pasuruan - pembagian zakat yang menimbulkan 21 korban jiwa.
November
• 9 November - Trio terpidana mati Bom Bali 2002, Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudera dieksekusi pada pukul 00.15 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.






• Kekerasan etnis/agama terjadi di Maluku
• Pemisahan Timor Timur menjadi negara merdeka melalui referendum yang disponsori oleh PBB; konflik antar pro-kemerdekaan dan pro-Indonesia menimbulkan banyak korban jiwa.
• Pemilu 1999 - Pemilihan umum yang bebas diselenggarakan di Indonesia
• Pengangkatan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999 (lihat: Pemilu 1999), partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4. Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden.
Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR.
2000
• Skandal Buloggate dan Bruneigate menerpa pemerintahan Gus Dur
• Kasus pemeriksaan dugaan korupsi mantan presiden Soeharto kandas
• Papua Barat (yang dulu disebut dengan Irian Jaya) menuntut referendum seperti Timor Timur
April
• 17-21 April - Kerusuhan Poso babak yang kedua terjadi
Mei
• 16 Mei -15 Juni - Kerusuhan Poso masih terus berlanjut
Juli
• 19-23 Juli - Indonesia Terbuka 2000 diselenggarakan di Gelora Senayan, Jakarta. Indonesia memperoleh medali emas di tunggal dan ganda putra.
Agustus
• 1 Agustus - sebuah bom meledak di Kedubes Filipina di Jakarta. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
• 27 Agustus - sebuah bom lainnya meledak di Kedubes Malaysia di Jakarta. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
September
• 13 September - bom kembali mengguncang Jakarta. Kali ini lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta diledakkan oleh sebuah bom mobil yang mengakibatkan 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. (Lihat pula: Bom Bursa Efek Jakarta)
Desember
• 24 Desember - serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak. (Lihat pula Bom malam Natal 2000)
2001
• Kekerasan antar etnis Dayak dan Madura terjadi di Kalimantan
• IMF menghentikan bantuan moneternya
• Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi dan ketidak kompetenan. Di bawah tekanan yang besar, Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Sekitar pukul 20.48, Gus Dur keluar dari Istana Merdeka. Saat berdiri di ujung teras, Gus Dur malah sempat melambaikan tangan kepada massa pendukungnya yang berunjuk rasa. Hanya pohon yang ditebang kelompok pendukung Gus Dur sebagai pelampiasan emosi.
Juli - Pengangkatan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden
Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5.
Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam bidang-bidang lain.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia, menurun seiring dengan waktu. Hal ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Sejak kenaikan Megawati sebagai presiden, aktivitas terorisme di Indonesia meningkat tajam, beberapa peledakan bom terjadi yang menyebabkan sentimen negatif terhadap Indonesia dari kancah internasional.
• 23-29 Juli - Indonesia Terbuka 2001 digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, dan Indonesia berhasil menyapu bersih kelima medali emas.
September
• 23 September - 12 hari setelah 9/11, sebuah bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Oktober
• 12 Oktober - sebuah ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sebuah restoran cepat saji KFC di Makassar pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
November
• 6 November - sebuah bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
Desember
• 20 Desember - Kedua pihak dalam Konflik Poso menandatangani Keputusan Malino yang diprakarsai oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, presiden dan wakil presiden terpilih pada 2004.
• 25 Desember - Kereta api 146 Empu Jaya menabrak Kereta api 153 Gaya Baru Malam Selatan di stasiun Ketanggungan Barat, Brebes. Peristiwa ini mengakibatkan 31 orang tewas dan 53 lainnya luka berat termasuk masinis dari KA 146.
2002
Januari
Pemerintah Indonesia meresmikan komisi pelanggaran HAM untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM pada pemisahan Timor Timur 1999
Irian Jaya diberi kekuasaan otonom oleh Jakarta dan diperbolehkan berganti nama menjadi Papua
• 1 Januari - sebuah granat manggis meledak di depan Rumah Makan Ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
Mei
Timor Timur, bekas provinsi termuda Indonesia, resmi merdeka dengan nama Timor Leste
Juli
• 12 Juli - Puteri Indonesia 2002
Agustus
Amandemen UUD 1945 dianggap sebagai langkah konkrit menuju negara demokrasi. Untuk pertama kalinya rakyat Indonesia dapat memilih presiden secara langsung.
• 26 Agustus - 1 September - Indonesia Terbuka 2002 diselenggarakan di Surabaya. Indonesia memenangkan medali tunggal putra dan ganda campuran
Oktober - Bom Bali 2002
• 12 Oktober - Sebuah klub malam di daerah Pantai Kuta dibom, 202 orang yang mayoritas turis meninggal, 300 lebih luka-luka. Sebuah bom lainnya meledak di dekat konsul AS di Pantai Sanur yang tidak menimbulkan korban. Pada saat yang bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
Sesaat setelah pengeboman Abu Bakar Baasyir ditangkap. Ia dituduh berniat untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia dengan posisinya sebagai pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah (JI), kelompok yang disangka berada di balik pengeboman Bali.
November
• 20 November - KMP Adidas bertabrakan dengan KMP Sinar Akaba di sekitar perairan Pulau Hari, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, sekitar 25 mil arah tenggara pelabuhan Kendari. KMP Sinar Akaba tenggelam, seorang penumpang tewas dan lainnya luka parah.
Desember
Pemerintah Indonesia dan GAM menandatangani kesepakatan damai di Jenewa, Swiss, dengan tujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata selama lebih dari 26 tahun. Kesepakatan itu menyetujui otonomi Aceh dan pemilihan umum yang bebas di provinsi yang hampir semuanya beragama Islam tersebut; sebagai balasannya GAM harus menyerahkan seluruh senjatanya.
• 5 Desember - bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's cepat saji di Makassar, setahun setelah pengeboman KFC di kota yang sama. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.
2003
Februari
• 3 Februari - sebuah bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
April
• 27 April - sebuah bom meledak di area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
Mei
• 19 Mei - Pembicaraan damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM gagal; militer Indonesia melakukan serangan ofensif ke kubu gerilyawan GAM. Darurat militer diberlakukan di provinsi Aceh. (Lihat pula: Operasi militer Indonesia di Aceh 2003-2004)
Juli
• 25 Juli - Puteri Indonesia 2003
Agustus
• 5 Agustus - Sebuah bom mobil meledak di depan Mariott Hotel di Jakarta, menewaskan belasan orang dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka. (Lihat pula: Bom JW Marriott 2003)
• 26-31 Agustus - Indonesia Terbuka 2003 diselenggarakan di Batam. Indonesia memperoleh medali emas di tunggal putra.
Agustus-Oktober
Tiga orang tersangka pengeboman Bali dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Tersangka keempat dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Abu Bakar Baasyir dibebaskan dari tuduhan makar, namun kembali dipenjarakan dengan pasal subversif dan pelanggaran keimigrasian. Dakwaan subversif kemudian dibatalkan.
2004
Januari
• 10 Januari - sebuah bom meledak di sebuah kafe di Palopo, Sulawesi menewaskan empat orang.
April - Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004
Pemilihan umum parlementer dan daerah. Golkar memenangi suara terbanyak, disusul oleh PDI-P
Juli - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004
Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung pertamanya.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk terpilih kembali sebagai presiden.
Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai saingan Megawati.
Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Pemilihan putaran pertama menyisihkan kandidat lainnya sehingga yang tersisa tinggal Megawati dan SBY.
September
• 9 September 2004, ledakan besar yang bersumber dari sebuah mobil yang diparkir terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5-11 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Australia 2004)
Mantan jenderal SBY memenangi pemilihan presiden putaran kedua, sebagian disebabkan karena ketidakpercayaan pemilih terhadap Megawati.
Sejak kenaikan SBY menjadi presiden, Indonesia mengalami musibah bencana alam yang hebat dan kecelakaan-kecelakaan transportasi yang datangnya bertubi-tubi.
November
Akhir dari dua tahun kerja komisi HAM Timor Timur yang mengadili 18 orang dengan tuduhan pelanggaran HAM selama krisis Timor Timur 1999. Hanya satu orang yang diputuskan bersalah - pemimpin militia pro-Indonesia Eurico Guterres.
• 22 November - Susilo Bambang Yudhoyono meminta bantuan internasional sekitar 75 miliar USD untuk membangun infrastruktur di Indonesia, pada forum APEC di Chile
• 26 November - Terjadi gempa di Nabire, Papua. (Lihat pula: Gempa bumi Nabire 2004)
• 30 November - Terjadi kecelakan pesawat terbang Lion Air Penerbangan 538 di Solo yang menewaskan 26 orang. Keamanan penerbangan-penerbangan murah di Indonesia mulai disorot.
Desember
• 7 Desember - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjebloskan Abdullah Puteh, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, ke Rutan Salemba sebagai tersangka kasus korupsi pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp.12,5 miliar.
• 10 Desember - SBY resmi memerangi korupsi di Indonesia dengan mengeluarkan ijin pemeriksaan 25 pejabat negara, diantaranya 2 gubernur KDH, 7 anggota DPR/MPR, 4 bupati KDH dan 2 walikota.
• 12 Desember - Dua gereja di Palu menjadi sasaran teror. Terjadi aksi penembakan di Gereja Anugerah Masomba dan terjadi ledakan bom di Gereja Immanuel. Dua kejadian tersebut terjadi hampir bersamaan, yaitu masing-masing pukul 19.05 dan 19.20 WITA. Tiga orang terluka dalam peristiwa ini.
• 13 Desember - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta data Kedubes RI di London tentang skandal pembelian 100 tank Scorpion senilai Rp 2,8 triliun (£ 160 juta) pada tahun 1992 - 1994 yang melibatkan Tutut, Rini Suwondho, dan dua petinggi militer Indonesia saat itu, HBL Mantiri dan R. Hartono.
• 15 Desember - Banjir di Amuntai, Kalimantan Selatan terus meluas. Jumlah korban mencapai seperempat jumlah penduduk Kab. Hulu Sungai Utara yaitu 200 ribu jiwa. Hingga saat ini tak ada laporan adanya korban jiwa, karena terseret banjir atau yang tersengat listrik.
• 15-19 Desember - Indonesia Terbuka 2004 diselenggarakan di Station Tenis Tertutup Senayan, Jakarta. Iindonesia berhasil memenangkan gelar tunggal dan ganda putra.
• 16 Desember - Hasil final penelitian Tim Terpadu Penanganan Pencemaran Teluk Buyat menyimpulkan Teluk Buyat, Ratatotok, Minahasa, tercemar logam berat, terutama merkuri dan arsenik yang berasal dari pembuangan tailing PT Newmont Minahasa Raya (NMR).
• 18 Desember - Sembilan bom ditemukan di bus Mekar Raya jurusan Garut-Cicaheum (Bandung). Bom-bom tersebut berbentuk tabung-tabung yang diletakkan di dalam kardus mi instan. Bus tersebut dihentikan oleh Polisi di bundaran Cibiru, Bandung setelah Polisi menerima laporan adanya benda mencurigakan dalam bus.
• 19 Desember - Pertamina secara serentak menaikkan harga Elpiji, Pertamax, dan Pertamax Plus.
• 20 Desember - Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dilanda kegelapan setelah delapan tower PLN bertegangan tinggi dirobohkan orang-orang tak dikenal.
• 20 Desember - Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum partai Golkar menggantikan Akbar Tanjung.
• 21 Desember - Helikopter Bell 205 nomor registrasi HU-416 milik TNI AD mengalami musibah. Helikopter tersebut jatuh menabrak tebing di kawasan Sungai Siriwo, Kampung Okobado, Distrik Siriwo, Kab. Nabire, Papua. Akibatnya, lima awak dan penumpang tewas. Kecelakaan tersebut terjadi pada saat angin kencang.
• 24 Desember - Eurocopter Super Puma milik TNI AU mengalami musibah. Helikopter tersebut menabrak Bukit Perahu yang terletak di Desa Suran Gede, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah. Akibatnya, lima awak dan penumpang langsung tewas di tempat kejadian. Kecelakaan diperkirakan terjadi akibat cuaca buruk.
• 26 Desember - Tsunami 2004 - Lebih dari 220 ribu jiwa di ujung utara pulau Sumatra, Indonesia, dinyatakan hilang atau meninggal setelah provinsi Aceh disapu oleh badai tsunami raksasa pada malam Natal 2004. Negara-negara di dunia menyalurkan bantuannya ke provinsi Indonesia yang dilanda konflik selama puluhan tahun tersebut, mengakhiri isolasi provinsi Aceh dari dunia internasional. Rekonstruksi masih terus dilakukan hingga saat ini. Bencana ini juga secara tidak langsung mengakhiri operasi militer Indonesia di Aceh yang berlangsung sejak Mei 2003 (lihat: Operasi militer Indonesia di Aceh 2003-2004)
• 29 Desember - Bank Indonesia mengeluarkan pecahan 20 ribu dan 100 ribu baru.
2005
Januari
• 6 Januari - Di Jakarta, Indonesia diadakan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Tsunami yang dihadiri banyak pemimpin dunia seperti Menlu AS; Colin Powell, Sekjen PBB; Kofi Annan dan lain lain untuk membahas dampak dan menolong korban gempa bumi Samudra Hindia 2004.
• 13 Januari - Paris Club memberikan moratorium utang sebesar US$ 350 juta kepada Indonesia hingga penilaian perlunya moratorium dari Bank Dunia selesai.
• 24 Januari - Gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang Palu, Sulawesi Tengah. Rakyat langsung mengungsi karena takut kemungkinan adanya tsunami seperti yang terjadi di Aceh.
Februari
• 2 Februari - Gempa berkekuatan 5,2 SR di bagian selatan Kabupaten Garut merobohkan puluhan rumah dan merusak ratusan rumah lainnya. Tercatat juga adanya gempa susulan di Palu serta gempa di Pulau Bali dan Lombok.
• 7 Februari - Wabah demam berdarah dengue semakin meluas setelah Jakarta menyusul Jawa Barat dengan diberikannya status kejadian luar biasa (KLB) kepada kota ibukota tersebut.
• 16 Februari - Transparency International Indonesia mengumumkan Jakarta sebagai kota paling korup di Indonesia
• 18 Februari - Dua reporter Metro TV, wartawan Meutya Hafid dan juru kamera Budiyanto disandera ketika bertugas di Irak.
• 18 Februari - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik 3 Kepala Staf TNI yang baru.
• 19 Februari - Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.
• 21 Februari - Longsor sampah Leuwigajah menimbulkan korban 94 orang, setidaknya 67 tewas tertimbun.
• 22 Februari - Pesawat Cassa 212-200 milik Polri jatuh di laut dekat Bandara Sarmi, Papua sehingga menewaskan 15 orang.
Maret
• 1 Maret - Meski ditolak DPR, harga BBM resmi naik rata-rata sebesar 29 persen kecuali untuk minyak tanah rumah tangga yang tetap Rp 700/liter.
• 3 Maret - Pengadilan Indonesia memutuskan Abu Bakar Baasyir bersalah dalam tuduhan konspirasi pengeboman Bali 2002, dan dihukum penjara dua setengah tahun. Ia kemudian dibebaskan Juni 2006, satu seperempat tahun kemudian.
• 13 Maret - Sebanyak 17 penumpang tewas dan sekitar 30 orang lainnya masih dalam pencarian, akibat gelombang "bono" yang menghantam speed boat "Tuakal" di Teluk Meranti, Riau.
• 18 Maret - Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda Indonesia, resmi ditahan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir.
• 21 Maret - Dua bom meledak di Ambon, Maluku, yang mengakibatkan 19 orang luka-luka.
• 23 Maret - Sedikitnya 28 warga di Kabupaten Aceh Utara menderita muntah darah dan sesak napas setelah menghirup gas milik Exxon Mobil Indonesia yang bocor.
• 28 Maret - Gempa di Sibolga, Sumatra Utara menewaskan lebih dari seribu orang, dengan jumlah korban terbesar dari Pulau Nias. Gempa tersebut menimbulkan kepanikan akan terjadinya tsunami seperti beberapa bulan sebelumnya. Tsunami tidak terjadi. (Lihat pula: Gempa bumi Sumatra Maret 2005)
• 28-31 Maret - Kongres II PDI-P berlangsung di Denpasar, Bali dan dijadwalkan berakhir tanggal 2 April. Megawati Soekarnoputri terpilih secara aklamasi untuk kembali memimpin PDI-P untuk periode 2005-2010. Kongres akhirnya ditutup dua hari lebih cepat.
April
• 2 April - Sebuah helikopter Australia berpenumpang 11 prajuritnya yang sedang melakukan tugas kemanusiaan jatuh di sekitar Teluk Dalam, Nias. 9 orang tewas dan dua lainnya selamat. Dua hari kemudian Presiden SBY menganugerahkan penghargaan Satya Lencana Bakti Sosial kepada 11 prajurit Australia tersebut di Canberra, Australia.
• 8 April - Insiden Penyerempetan Kapal RI dan Malaysia 2005 menyulut masalah Ambalat. Hingga kini status Ambalat masih dipertentangkan
• 11 April - Mantan Gubernur Aceh, Abdullah Puteh divonis hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp 500 juta dalam kasus tuduhan korupsi.
• 12 April - Pesawat jenis Twin Otter yang berpenumpang 17 orang dinyatakan hilang dalam penerbangan dari Timika menuju Enarotali, Papua. Pesawat tersebut diduga jatuh di daerah pegunungan.
• 12 April - Gunung Talang yang berada di daerah Solok, Sumatera Barat meletus dan menyemburkan debu dan abu. Sekitar 27 ribu warga dievakuasi. Letusan tersebut disusul oleh lima letusan lanjutan yang salah satunya menyebabkan gempa bumi berkekuatan 5,2 skala Richter.
• 17 April - Sembilan orang dari berbagai negara yang disebut dengan Bali Nine ditangkap karena menyelundupkan heroin di Bali. Mereka dijatuhi hukuman mati dan seumur hidup pada tahun 2006.
• 21 April - terjadi insiden di perbatasan Timor Timur, Lettu Teddy Setiawan ditembak mati polisi perbatasan Timor Timur.
• 19-24 April - Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005 dibuka oleh Presiden SBY di Bandung dan Jakarta. Konferensi ini dihadiri 89 kepala negara/pemerintahan dan mengulangi kesuksesan Indonesia menggelar acara yang serupa lima puluh tahun silam.
Mei
• 4 Mei - 10 tahun setelah dinyatakan bebas polio, penyakit ini kembali muncul di Indonesia. Hingga kini telah ada dua kasus yang dilaporkan.
• 12 Mei - Status "darurat sipil" di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan diturunkan menjadi status "tertib sipil" terhitung mulai 18 Mei karena berbagai hal yang bersifat kedaruratan sudah tertangani.
• 20 Mei - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Nazaruddin Sjamsuddin, dijadikan tersangka dalam kasus dugaan korupsi di KPU.
• 28 Mei - Dua ledakan bom mengguncang Pasar Sentral Tentena, Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Sedikitnya 20 orang tewas.
• 31 Mei - Pesawat Adam Air penerbangan Medan–Jakarta tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta. Akibatnya 5 penumpang luka-luka.
Juni
• 1 Juni - Kedutaan Indonesia di Australia menerima kiriman surat yang diduga berisi antraks yang diduga terkait dengan putusan pengadilan Schapelle Corby, seorang penyelundup obat-obatan asal Australia yang tertangkap di Bali.
• 11 Juni - Bayi kembar siam Nia dan Mia mulai dioperasi di RS Cipto Mangunkusumo oleh sebuah tim dokter yang terdiri dari dua dokter anestesi dan enam dokter bedah. Walaupun kondisi dada dan perut menyatu, masing-masing bayi memiliki satu jantung yang hanya dipisahkan oleh selaput. Nia Ayu Lestari dan Mia Ayu Lestari lahir pada 22 Maret 2005 dari pasangan Nurlela dan Mulyadi.
• 16 Juni - Nurdin Halid, ketua PSSI, dinyatakan tidak bersalah oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dalam kasus korupsi distribusi minyak goreng. Sementara tim Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi kasus ini ke Mahkamah Agung.
• 17 Juni - Nia, atau dikenal dengan Nurlela II, salah seorang bayi kembar siam yang telah menjalani operasi pemisahan di RSCM, meninggal dunia karena kebocoran jantung.
• 17 Juni - Sembilan nelayan Indonesia kabur dari pelabuhan Nhulunbuy dengan menggunakan kapal nelayan mereka. Saat ini Australia telah mengirimkan pasukannya untuk mengejar mereka.
• 18 Juni - Kelangkaan BBM dalam dua hari terakhir menyebabkan sebagian besar SPBU di Malang, Jawa Timur, terpaksa tutup. Di Mataram, BBM juga langka karena keterlambatan pasokan dari Stasiun Manggis, Bali.
• 18 Juni - Yamin Labuso dan Erikson Hutagaol, dua dari tiga warga Indonesia yang diculik gerilyawan di wilayah Mindanao, Filipina, tiba di Indonesia. Namun Ahmad Resmiadi, warga Indonesia lainnya masih disandera para gerilyawan.
• 22 Juni - Tiga mantan direktur Bank Indonesia, yaitu Heru Supraptomo, Hendro Budiyanto, dan Paul Sutopo, akhirnya dijebloskan ke penjara setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa mereka bersalah dalam kasus korupsi BLBI. Dalam kasus yang merugikan negara lebih dari 2 trilyun ini, mereka bertiga hanya dihukum 1,5 tahun penjara.
• 23 Juni - Mantan Menteri Agama Republik Indonesia Said Agil Husin Al Munawar, resmi ditahan di Rumah Tahanan Mabes Polri dalam kasus penyelewengan Dana Alokasi Ummat (DAU) Departemen Agama.
• 24 Juni - Eksekusi hukuman cambuk, untuk pertama kalinya dilakukan terhadap 26 orang terpidana yang dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Syar’iyah Bireuen berlangsung di depan publik di halaman Masjid Agung Bireuen, Aceh seusai salat Jumat yang melibatkan 12 eksekutor dari wilayatul hisbah atau polisi syariat.
• 24 Juni - Pemerintah Indonesia meminta agar para relawan asing tidak keluar malam di Aceh, setelah peristiwa tertembaknya Eva Yeung, salah seorang relawan dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Saat ini kondisi Eva Yeung telah membaik setelah dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura
• 25 Juni - Annike Nelce Bowaire, Siswi SMAN I Serui, meraih medali emas di lomba fisika dunia, The First Step to Nobel Prize in Physics (FS) yang berpusat di Warsawa, Polandia. Dia adalah orang kedua dari Papua yang memperoleh prestasi itu setelah Septinus George Saa di tahun 2004.
• 25 Juni - Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan keputusan peninjauan kembali (PK) yang memperingan vonis Tommy Soeharto dari 15 menjadi 10 tahun penjara, sehingga diperkirakan Tommy Soeharto yang ditahan di Lembaga Permasyarakatan Batu, Nusakambangan bebas pada tahun 2007.
• 29 Juni - Menjelang pelaksanaan pilkada di Kabupaten Poso, sebuah bom meledak di tengah keramaian Pasar Sentral Poso. Ini adalah ledakan bom kedua dalam kurun kurang dari 24 jam setelah Selasa malam (28/6) sebuah bom meledak di teras bekas Kantor DPC PDIP Poso. Ledakan ini tidak mengakibatkan korban jiwa.
• 30 Juni - Pemerintah Indonesia tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski harga minyak mentah di pasar internasional membubung tinggi. Pemerintah saat ini berkonsentrasi dalam mengamankan stok BBM di dalam Negeri.
• 30 Juni - Dua kereta rel listrik kelas ekonomi bertabrakan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta. Sedikitnya dua orang meninggal dan 50 orang luka-luka.
Juli
• 2 Juli - Kepolisian Indonesia menahan lagi 24 orang yang diduga terlibat dalam Bom Bali 2002.
• 8 Juli - Kecelakaan KM Digoel di Laut Arafura. Diperkirakan korban 84 orang ditemukan tewas dan 100-an penumpang belum diketahui nasibnya.
• 10 Juli - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Inpres No. 10/2005 tentang Penghematan Energi dalam upaya menyelesaikan krisis BBM.
• 17 Juli - Pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan damai dengan kelompok separatis Aceh, Gerakan Aceh Merdeka.
• 20 Juli - Tiga warga Tangerang dipastikan sebagai korban pertama flu burung di Indonesia dalam wabah terbaru yang merebak di wilayah Asia Tenggara.
• 29 Juli - Pemilihan Puteri Indonesia 2005
Agustus
• 11 Agustus - Kebakaran hutan di Indonesia yang menyebabkan polusi udara di dua kota di Malaysia: Port Klang dan Kuala Selangor, mencapai level 500 yang berbahaya. Akibatnya sekolah-sekolah terpaksa diliburkan. Ini merupakan kejadian yang terburuk sejak 1998.
• 15 Agustus - Pemerintah Indonesia dan GAM kembali duduk di meja perundingan yang diketuai oleh Martti Ahtisaari. Setelah terjadinya Tsunami yang meluluh-lantakkan Aceh, GAM akhirnya setuju untuk menyerahkan seluruh senjatanya dan pemerintah Indonesia setuju untuk menarik seluruh tentara Indonesia, memberikan otonomi, dan pemilihan langsung boleh diselenggarakan. Perjanjian damai berhasil ditandatangani dan secara resmi mengakhiri gerakan separatis GAM.
• 16 Agustus - Pemerintah Belanda, melalui Menteri Luar Negeri Bernard Bot, mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
• 18 Agustus - sehari setelah peringatan hari kemerdekaan RI, terjadi gangguan sistem interkoneksi listrik Jawa-Bali; listrik di Jakarta dan Banten mati total selama tiga jam dan menyebabkan pemadaman di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Mati listrik ini mempengaruhi jutaan pengguna, menyebabkan gangguan di bidang transportasi kereta, pesawat, rumah sakit, dan menyebabkan kebakaran karena penggunaan lilin. (Lihat pula: Mati listrik Jawa-Bali 2005)
• 20 Agustus - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan badan intelijen nasional dan kepolisian untuk memeriksa mati listrik yang mempengaruhi 100 juta orang — terbesar di dunia — tersebut.
• 31 Agustus - Pemerintah Indonesia membebaskan 200 tahanan GAM, tindakan yang merupakan bagian dari ditandatanganinya persetujuan perdamaian.
September
• 2 September - Sebuah pekuburan di atas bukit di Padang longsor; 11 orang tewas dan 14 lainnya masih tertimbun.
• 5 September - Sebuah pesawat penumpang Mandala Airlines Penerbangan 91 mengalami kecelakaan di Medan, Sumatera Utara, menewaskan sekitar seratus penumpangnya dan lima puluh orang lainnya di darat. Gubernur Sumatra Utara, Rizal Nurdin dan mantan gubernur, Raja Inal Siregar dipastikan meninggal dunia.
• 13 September - Rois, tersangka pelaku Bom Kuningan, divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
• 15 September - Aceh Monitoring Mission (AMM) memulai tugasnya memantau proses damai di Aceh. GAM memulai penyerahan senjata tahap pertama sebagai bagian dari Nota Kesepahaman (MoU) perdamaian di Banda Aceh kepada tim dari AMM. Badan ini nantinya dibubarkan Desember 2006.
• 18 September - Polisi membubarkan pertemuan petani di Lombok; 27 orang petani ditembak (termasuk 1 anak-anak), 8 terkena pukulan dan 3 lainnya ditangkap oleh pihak kepolisian Lombok Tengah.
• 19-25 September - Indonesia Terbuka 2005 diselenggarakan di Gelora Bung Karno, Jakarta. Indonesia meraih medali emas untuk ganda putra dan campuran.
• 25 September - Persipura Jayapura untuk pertama kalinya menjuarai Liga Indonesia setelah mengalahkan Persija 3-2 di final. PSIS Semarang meraih tempat ketiga setelah mengalahkan PSMS Medan 2-1.
• 27 September - Di mana-mana terlihat antrian panjang di SPBU-SPBU oleh para pemakai kendaraan yang mengantisipasi kenaikan BBM pada 1 Oktober.
Oktober
• 1 Oktober - Bom Bali 2005 - hampir tiga tahun setelah Bom Bali pertama, tiga buah bom bunuh diri kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan sekitar dua ratus lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di sebuah klub di Pantai Kuta dan di Jimbaran.
• 1 Oktober - Harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia naik dengan persentase kenaikan paling kecil sekitar 80%.
• 19 Oktober - Banjir bandang di Semadam, Aceh Tenggara; sedikitnya 12 orang tewas.
• 29 Oktober - Tiga siswi SMU di Poso yang sedang berjalan ke sekolah Kristen dipenggal kepalanya oleh sekelompok orang tak dikenal, kekerasan ini merupakan bagian dari konflik beragama yang masih terus melanda Poso.
• 31 Oktober - 42 anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma'ruf setelah menanti selama empat tahun sejak 2001-2005 ketika Undang-Undang Otonomi Khusus diberlakukan.
November
• 9 November - Polri melakukan penyergapan di sebuah vila di Kota Batu; Dr. Azahari, buronan teroris dari Malaysia, dipastikan tewas setelah diidentifikasi lewat sidik jarinya.
• 13 November - Peringatan Tujuh Tahun Tragedi Semanggi I diadakan di Sekretariat Jaringan Solidaritas Keluarga Korban Pelanggaran HAM (JSKK).
• 25 November - Pemerintah Indonesia diizinkan oleh Roche Holding untuk memroduksi Tamiflu untuk menghadapi flu burung. Hal ini dapat dilakukan karena Tamiflu tidak memiliki perlindungan paten di Indonesia.
Desember
• 5 Desember - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan pada Kabinet Indonesia Bersatu. Tiga menteri digeser posisinya, tiga dicopot, sementara tiga lainnya adalah orang baru.
• 9 Desember - Sebanyak 55 orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Papua, yang telah berlangsung sejak 11 November.
• 13-18 Desember - Aksi protes menyambut pembukaan Konferensi Tingkat Menteri WTO yang berlangsung di Hong Kong.
• 26 Desember - Peringatan satu tahun bencana tsunami yang telah menewaskan lebih dari 120 ribu jiwa di Indonesia, Thailand, Sri Lanka, Malaysia dan negara lainnya.
• 28 Desember - Mantan kepala BKPM, Theo Toemion ditahan KPK karena dugaan tindak pidana korupsi saat menjabat periode 2003-2004 yang merugikan negara sebesar 32 miliar rupiah.
• 31 Desember - Ledakan bom di pasar di Kota Palu menyebabkan 8 orang meninggal dunia dan melukai 45 lainnya. (Lihat pula: Bom Palu 2005)
2006
Januari
• 1 - Banjir bandang menewaskan 63 orang di Jember, Jawa Timur.
• 4 - Tanah longsor di dusun Cijeruk, Banjarnegara, Jawa Tengah menyebabkan tewasnya 76 orang. Bencana ini diakibatkan hujan yang turun deras dan penggundulan hutan yang tak teratur.
• 6 - terjadi insiden perbatasan Timor-Timur lagi, tiga penduduk NTT ditembak mati oleh polisi perbatasan Timor Timur.
• 16 - Sekitar 12.000 buruh yang berasal dari 10 kabupaten dan kota di Jawa Timur, mengepung Kantor Gubernur Jawa Timur. Mereka menuntut gubernur segera merevisi upah minimum kabupaten/kota tahun 2006.
• 17 - David Nusa Wijaya, terpidana kasus BLBI Bank Servitia yang menjadi buronan, ditangkap di AS dan dikembalikan ke Indonesia.
• 20 - Aparat keamanan Indonesia menembak mati seorang pelajar di Papua dan mencederai dua orang lainnya sementara laporan lainnya menyebut bahwa korban jiwa berjumlah empat orang. Peristiwa ini diduga terkait dengan pengungsian 43 warga Papua ke Australia dua hari sebelumnya.
• 20 - Timor Timur menyampaikan laporan pembantaian warganya oleh Indonesia dari 1975-1999 kepada PBB. Menurut laporan tersebut, lebih dari 100.000 orang meninggal dunia akibat kelaparan yang disengajai.
• 27 - Hujan deras sejak 26 Januari menyebabkan banjir dan tanah longsor melanda beberapa kota di jalur Pantura pulau Jawa. Jalur transportasi terputus akibat rusaknya beberapa jembatan. Seluruh penerbangan menuju Semarang dialihkan dan dibatalkan.
• 31 - KM Citra Mandala Bahari tenggelam di Selat Rote; sedikitnya 50 hilang dan 110 orang berhasil diselamatkan.
Februari
• 4 - Larangan merokok di tempat umum mulai diberlakukan di provinsi DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Nomor 75 Tahun 2005.
• 7 - Said Agil, mantan Menteri Agama Indonesia, divonis 5 tahun penjara dalam kasus korupsi Dana Abadi Umat.
• 7 - Para peneliti mengumumkan penemuan puluhan spesies satwa dan tumbuhan baru di sekitar Pegunungan Foja, Papua.
• 11 - Adam Air dengan nomor penerbangan 728 mendarat darurat di Bandara Tambolaka, Nusa Tenggara Timur setelah mengalami kerusakan total sistem navigasi dan komunikasi selama tiga jam.
• 13-15 Februari - tujuh anggota Bali Nine divonis hukuman seumur hidup dan dua dijatuhi hukuman mati. Setelah melalui banding dan kasasi akhirnya tujuh dijatuhi hukuman mati dan dua seumur hidup
• 17 - Gerakan nasional toilet umum bersih dicanangkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Ngurah Rai Denpasar.
• 20 - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membebaskan terdakwa ECW Neloe, I Wayan Pugeg, dan M. Sholeh Tasripan dari tuntutan 20 tahun penjara terkait kasus korupsi Bank Mandiri yang merugikan negara Rp160 miliar.
• 21 - Banjirdan tanah longsor kembali melanda Kota Manado setelah sebelumnya telah terjadi pada tanggal 13 dab 19 Februari. Bencana tersebut telah menelan korban sedikitnya 31 orang.
• 21 - Terjadi bentrokan dan penembakan saat aparat TNI, Polisi, dan satpam PT Freeport Indonesia mengusir warga setempat yang melakukan pendulangan emas di kali Kabur Wanamon. Warga kemudian menduduki jalan masuk Freeport di Tembagapura, Papua.
• 22 - Mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Temenggung ditetapkan Jaksa Penyidik di Kejaksaan Tinggi DKI untuk ditahan.
• 23 - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali membebaskan terdakwa kasus dugaan korupsi, yaitu pimpinan PT Cipta Graha Nusantara selaku debitor Bank Mandiri: Edyson (direktur utama), Saiful Anwar (komisaris utama), dan Diman Ponijan (direktur keuangan).
• 24 - Pemerintah DKI Jakarta memulai inspeksi dan pemusnahan unggas yang terindikasi terjangkit flu burung.
• 27 - Dalam Pekan Imunisasi Nasional (PIN) putaran IV, balita di 33 provinsi Indonesia divaksinasi cuma-cuma guna memberikan kekebalan terhadap virus polio liar.
• 27 - Arkeolog menemukan apa yang diyakini sebagai sisa-sisa peradaban yang hilang tersapu letusan gunung Tambora pada 10 April 1815. Penjelajah Belanda dan Inggris yang mengunjungi tempat itu pada awal 1800-an terkejut mendengar penduduk di sana menggunakan bahasa yang sangat berbeda dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di Nusantara.
Maret
• 3 - Atap kereta api penumpang nomor KA 907 jurusan Rangkasbitung, Banten menuju Jakarta runtuh saat memasuki Stasiun Kebayoran Lama. Puluhan penumpang terluka.
• 7 - Catatan tahunan Komisi Nasional Perempuan menunjukkan terjadinya peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga sepanjang 2005 sebanyak 82% dibanding tahun 2004.
• 8 - Hari Perempuan Internasional diperingati di berbagai kota di Indonesia dengan demonstrasi menolak diskriminasi, pemiskinan, dan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi
• 10 - Sebuah bom meledak di desa Toini, daerah transmigran, sekitar 30 km dari kota Poso, Sulawesi Tengah. Pelaku pengeboman di daerah itu selama ini belum terungkap.
• 16 - Tiga petugas polisi dan seorang intel TNI tewas, serta puluhan orang terluka akibat bentrokan terkait demonstrasi penolakan PT. Freeport Indonesia di depan Universitas Cendrawasih, Jayapura.
• 20 - Aktivitas di empat pelabuhan besar di Indonesia lumpuh selama 21 jam akibat aksi mogok kerja yang dilakukan anggota Organda Unit Angkutan Barang Khusus Pelabuhan untuk memprotes pengenaan PPN terhadap jasa angkutan darat di jalan dan air. Aksi ini akhirnya dihentikan setelah pemerintah memenuhi tuntutan para pemogok.
• 24 - Pemerintah Indonesia menarik duta besarnya di Australia sebagai protes atas keputusan Australia memberikan visa kepada 42 warga Papua. Tindakan ini diputuskan dalam rapat koordinasi polkam hari Jumat seperti dijelaskan Menkopolhukam Widodo A.S.
April
• 3 - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Barnabas Suebu - Alex Hesegem ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Daerah Papua. Barnabas-Alex meraih 354.000 suara, disusul oleh Lukas Enembe dengan 333.000 suara.
• 5 - Puluhan ribu buruh melakukan demonstrasi serentak di Jakarta dan kota-kota lain menolak revisi UU Ketenagakerjaan No 13/2003.
• 7 - Majalah Playboy versi Indonesia mulai beredar walaupun ditentang berbagai pihak.
• 9 - Indosiar merencanakan untuk menghentikan penayangan acara Republik BBM, setelah pertemuan para pimpinan stasiun TV dengan wapres Jusuf Kalla tanggal 7 April.
• 10 - Kota Padang dan sejumlah kota di Sumatera Barat diguncang gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter. Diperkirakan pusat gempa berada 80 km barat laut dari Kota Padang, atau di sekitar epulauan Mentawai.
• 11 - WC kering ramah lingkungan yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia diperkenalkan di Jepara, Jawa Tengah. Teknologi tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk daerah-daerah krisis air bersih di Indonesia.
• 12 - Gedung kantor redaksi Playboy Indonesia di Jakarta dilempari batu saat Front Pembela Islam berunjuk rasa menuntut penutupan majalah tersebut.
• 12 - Status gunung Merapi ditingkatkan menjadi status siaga. Kemungkinan besar gunung tersebut akan meletus.
• 15 - Dua kereta api tujuan Surabaya, yaitu KA Ekonomi Kertajaya dari Stasiun Pasar Senen dan KA Eksekutif Sembrani dari Stasiun Gambir bertabrakan dini hari, persis di Stasiun Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Korban tewas dilaporkan 13 orang.
• 17 - Perahu layar motor "Batista" tenggelam di perairan Rote, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar penumpang selamat dan hanya satu yang belum diketahui nasibnya.
• 18 - Aktivitas Merapi meninggi dengan guguran lava, gempa multifase, dan gempa vulkanik. Warga di sejumlah desa sekitarnya mulai berkemas sebagai persiapan evakuasi.
• 18 - KRL Ekspres Pakuan menabrak sebuah metromini di Kalibata, Jakarta Selatan. Tujuh penumpang Metromini tewas.
• 19 - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan pemerintah bahwa salah satu hutan gambut terbesar di dunia yang ada di Kampar, Riau akan musnah apabila penebangan dan konversi lahan gambut menjadi Hutan Tanaman Industri terus berlangsung.
• 20 - Kapal utama Greenpeace, Rainbow Warrior, merapat di Jakarta setelah sebulan berlayar di perairan Indonesia dalam rangka patroli pelestarian hutan.
• 20 - Sedikitnya 16 orang tewas dalam banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
• 21 - Majelis banding Pengadilan Tinggi Jakarta tetap memvonis 14 tahun penjara Pollycarpus Budihari Priyanto, yang dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan Munir.
• 22 - Ribuan orang turut serta dalam pawai budaya di Jakarta untuk menolak Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi. Pawai bertema "Bhinneka Tunggal Ika" ini dimeriahkan aksi budaya daerah-daerah di Indonesia.
• 28 - Kerusuhan terjadi di Dili, ibu kota Timor Timur. Sedikitnya dua orang terbunuh dan 28 orang luka-luka setelah ratusan mantan tentara dan pendukungnya mengamuk.
• 29 - Jam malam dan perintah tembak di tempat diberlakukan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menyusul kerusuhan sebagai buntut pemilihan kepala daerah.
• 29 - Dua tersangka teroris dari kelompok Noordin M. Top tewas dalam tembak-menembak dengan polisi di desa Binangun, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Dua orang lainnya tertangkap.
Mei
• 3 - Aksi buruh menuntut dibatalkannya revisi UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dilakukan di depan Gedung DPR/MPR berakhir dengan bentrokan yang terjadi dengan aparat kepolisian. Kemarahan terjadi akibat dari ketidakpuasan para buruh terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh pemerintah.
• 5 - Sedikitnya terjadi empat kali guguran lava pijar di Gunung Merapi, Jumat (5/5) dinihari. Lava pijar menuju Kaliurang sejauh 200-an meter. Guguran lava mulai muncul di Gunung Merapi sejak tanggal 4
• 8 - Wakil Presiden Jusuf Kalla dilaporkan ke Kepolisian Metro Jakarta Raya hari ini. Pelapornya Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI – MPO) menuduh Jusuf Kalla memprovokasi buruh pada aksi 3 Mei lalu.
• 9 - Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB, sebuah lembaga baru untuk menggantikan Komisi HAM PBB. Indonesia mendapatkan dukungan 165 negara dari 191 negara anggota PBB.
• 10 - Mahkamah Agung menolak peninjauan kembali kedua yang diajukan terpidana kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu.
• 11 - Dua puluh satu elemen nasionalis yang tergabung dalam JPN melakukan aksi pawai budaya menolak disahkannya RUU APP. Aksi pawai dilakukan dengan menyusuri jalan Sudirman menuju gedung DPR, Senayan.
• 12 - Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan pernyataan tentang Surat Keputusan Penghentian Penuntutan (SKPP) perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto. SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006.
• 12 - Peringatan sewindu Tragedi Trisakti, mahasiswa dari berbagai elemen melakukan demonstrasi menuju kediaman Soeharto di Jl.Cendana dan di depan gedung DPR/MPR.
• 12 - Kota Jakarta diguncang gempa. Getarannya dapat dirasakan di gedung-gedung tinggi di seputar Jakarta Pusat.
• 13 - Status gunung Merapi ditingkatkan menjadi status awas. Peningkatan status ini terjadi setelah muncul awan panas dari puncak gunung merapi.
• 14 - Sebelas penggali pasir yang terkubur hidup-hidup di desa Nyalindung, Cipatat, Kabupaten Bandung, ditemukan tewas.
• 16 - Agama Konghucu memperoleh pengakuan resmi di Malang, Jawa Timur ketika pemeluknya diizinkan mencantumkan agama mereka di KTP. *16 - Sebagai tanggapan terhadap rencana pemerintah untuk menutup kasus pengadilan mantan Presiden Soeharto, para aktivis prodemokrasi mendeklarasikan Gerakan Masyarakat Adili Soeharto di Kantor Kontras, Jakarta.
• 21 - Unjuk rasa terjadi di sejumlah daerah di Indonesia oleh sejumlah ormas Islam yang menuntut disahkannya RUU APP. Sementara di Bali terjadi unjuk rasa menolak RUU APP.
• 26 - Kondisi keamanan di Timor Timur yang sedang memburuk menyebabkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan penutupan sementara pintu perbatasan darat Timor Timur dengan Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
• 27 Mei - Gempa bumi hebat kembali terjadi di Indonesia, kali ini mengenai kawasan Yogyakarta dan sekitarnya di pulau Jawa dan mengakibatkan enam ribu orang lebih meninggal dunia. (Lihat pula: Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006)
• Sejak 27 Mei - Lumpur Lapindo - Banjir lumpur panas melanda Sidoarjo hingga saat ini masih belum dapat ditanggulangi
• 30 - Gempa tektonik mengguncang Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua. Gempa yang berpusat pada 115 kilometer timur laut Wamena dan berada pada kedalaman laut 33 kilometer berkekuatan 6 Skala Richter (SR). Beberapa saat kemudian, kota Padang dan sejumlah kota di Sumatera Barat juga diguncang gempa berkekuatan sedang. Tidak ada korban jiwa dalam kedua gempa ini.
• 31 Mei - 4 Juni - Indonesia Terbuka 2006 diselenggarakan di Surabaya. Indonesia memenangkan emas di tunggal dan ganda putra
Juni
• 1 - Sebanyak 124 pohon di Kebun Raya Bogor yang banyak di antaranya berusia di atas seratus tahun tumbang akibat angin kencang dan badai yang melanda Bogor. Hujan badai juga menyebabkan lima belas rumah rusak berat (di antaranya rata dengan tanah), satu jembatan putus di Kelurahan Kebon Jahe, 54 rumah rusak ringan di Kelurahan Paledang, dan lima rumah rusak berat di Kelurahan Empang, serta belasan mobil rusak.
• 1 - Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini.
• 4 - Aktivitas Gunung Merapi lampaui status awas. Kepala BPPTK DIY Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa dua hari terakhir ini volume lava di kubah Merapi memenuhi seluruh kapasitas kubah merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
• 8 - Gunung Merapi menyemburkan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Semburan awan panas sejauh lima km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman.
• 12 - Dalam sidang putusan praperadilan Soeharto, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Andi Samsan Nganro menyatakan bahwa SKP3 Soeharto tidak sah menurut hukum dan tuntutan terhadap HM Soeharto tersebut dibuka dan dilanjutkan.
• 13 - Semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari ke-14 semakin tidak terkendali dan belum ada tanda-tanda mereda. Lumpur panas telah merendam 45 hektar sawah dan tambak, pemukiman penduduk di tiga desa, tujuh pabrik, dan sebagian jalan tol. Penduduk semakin banyak yang mengungsi.
• 14 - Abu Bakar Ba'asyir, terpidana konspirasi serangan bom Bali 2002, selesai masa tahanannya dan dibebaskan dari LP Cipinang, Jakarta.
• 16 - Sidang kasus suap terhadap Mahkamah Agung dengan terdakwa Harini Wiyoso diwarnai aksi walk out salah seorang kuasa hukum terdakwa yang kecewa karena persidangan telah melewati masa 90 hari. Sebelumnya sidang sempat tertunda sebanyak enam kali karena ketua majelis tidak menyetujui pemanggilan saksi Bagir Manan.
• 20 - Banjir dan longsor melanda sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Genangan air, longsoran tebing, dan jembatan putus mengakibatkan beberapa kabupaten terisolasi. Dilaporkan sedikitnya 38 orang tewas, puluhan lainnya dinyatakan hilang.
• 29 - Setelah beberapa hari terakhir merendam dua ribu rumah di Kecamatan Katingan Tengah, banjir luapan Sungai Katingan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, mengalir ke hilir, terutama ke Kecamatan Pulau Malan dan Tewang Sangalang Garing, dan mulai menggenangi ruas jalan trans-Kalimantan di Kereng Pangi Kilometer 10, Katingan Tengah, yang menghubungkan kota Palangkaraya dengan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Juli
• 11 - UU Kewarganegaraan dan UU Pemerintahan Aceh disetujui DPR.
• 13 - Tujuh orang tewas dan tiga orang luka berat akibat carok massal di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Jumlah korban diduga masih akan bertambah, karena banyak korban yang melarikan diri meskipun dalam keadaan luka.
• 17 - Sebuah tsunami yang disebabkan oleh gempa bawah laut menewaskan lebih dari 668 orang, 287 hilang dan 74.100 orang lainnya kehilangan tempat tinggalnya di bagian selatan Jawa. (Lihat pula: Gempa bumi Jawa Juli 2006)
• 24 - Gempa bumi dengan kekuatan 6,6 SR menghantam selatan Gorontalo. Gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami walaupun sempat diduga berpotensi sebaliknya oleh BMG.
• 26 - Stadion Menteng yang didirikan pada 1921 dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi, dirobohkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Agustus
• 5 - Penyelenggaraan Miss Indonesia 2006
• 11 - Pada detik-detik terakhir menjelang pelaksanaan hukuman mati atas tiga tertuduh kasus Poso (Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva), pemerintah Indonesia mengeluarkan perintah penundaannya. Penundaan ini datang beberapa jam setelah Paus Benediktus XVI mengeluarkan imbauan khusus kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
• 12 - Sebuah gempa susulan kembali menerpa Sibolga, Sumatera Utara, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
• 25 - Penyelenggaraan Puteri Indonesia 2006
September
• 6 - Ledakan bom terjadi di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menewaskan seorang warga.
• 7 - Aktivis hak asasi manusia dan keluarga para korban pelanggaran HAM memperingati dua tahun kematian Munir, sekaligus peringatan Hari Pembela HAM Indonesia. Acara yang juga dihadiri utusan Amnesty International ini berlangsung di Tugu Proklamasi Jakarta.
• 8 - Indonesia menuntut akses kepada Hambali, yang disebut-sebut sebagai tangan kanan Osama bin Laden di kawasan itu, setelah mendapatkan konfirmasi dari Washington bahwa ia masih hidup dan dipindahkan ke Teluk Guantanamo, Kuba.
• 18 - Para ilmuwan dari Conservation International menemukan sejumlah spesies baru di perairan Irian Jaya Barat, di daerah Kepala Burung, antara lain ikan hiu yang berjalan dengan siripnya, dan udang yang tampak seperti belalang sembah. Tim itu juga memperingatkan bahwa binatang-binatang di daerah itu sangat terancam, karena nelayan menggunakan dinamit dan racun sianida untuk menangkap ikan.
• 20 - Pejabat-pejabat Indonesia mengatakan ribuan polisi dikerahkan di Poso dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan sehubungan dengan rencana eksekusi terhadap Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus da Silva yang dituduh bersalah dalam penyerangan kepada kelompok Muslim pada Mei 2000. Eksekusi akan dilaksanakan pada Jumat dini hari mendatang.
• 22 - Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu dieksekusi mati sehubungan dengan kerusuhan Poso yang sarat dengan muatan politis. Eksekusi tersebut ditentang luas dan menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Oktober
• 2 - Asap dan abu dari hutan-hutan yang dibakar di Indonesia menutupi bagian barat Indonesia, dan menyebabkan memburuknya kualitas udara di Singapura dan Malaysia.
• 4 - Mahkamah Agung menyatakan Pollycarpus Budihari Priyanto tidak terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap Munir. Dalam putusan kasasinya, MA hanya menghukum Pollycarpus dua tahun penjara karena terbukti menggunakan surat palsu.
• 12 - Pemerintah Indonesia berjanji akan segera meratifikasi Persetujuan ASEAN tentang Pencemaran Asap Lintas-Batas menyusul kabut asap tahunan dari Indonesia yang kembali menyelimuti negara tersebut dan tetangganya, Malaysia dan Singapura.
• 12 - Indonesia melunasi seluruh sisa utangnya sebesar US$3,2 miliar kepada IMF, empat tahun lebih awal dari jadwal.
• 12 - Wabah penyakit chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok telah menjangkiti sedikitnya 117 orang. Sebagian besar penderita adalah warga RT 02/RW 04, yang berjumlah 56 orang.
• 16 - Indonesia, Italia, Afrika Selatan, dan Belgia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2 tahun dan mulai bertugas sejak 1 Januari 2007.
• 16 - Pdt. Irianto Kongkoli, MTh, Sekretaris Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) tewas ditembak orang tidak dikenal di Palu, masih terkait dengan kerusuhan agama yang berlangsung di Palu.
• 17 - Kejaksaan Agung Republik Indonesia mulai menayangkan foto dan menyebarkan data para buronan tindak pidana korupsi yang putusan perkaranya telah berkekuatan hukum tetap. Data dan foto 14 belas koruptor tersebut direncanakan ditayangkan di televisi dan media massa dengan frekuensi seminggu sekali.
• 19 - Biaya menghentikan banjir lumpur di Sidoarjo dan membersihkannya diperkirakan akan mencapai setidaknya AS$180 juta, sementara biaya akhirnya diduga akan jauh lebih besar lagi.
• 27 - Jembatan gantung yang berada di lokasi wisata Kebun Raya Bogor, Jawa Barat nyaris ambruk akibat baut di salah satu penyangganya lepas. Untuk mengamankan keseimbangan, petugas menopang jembatan dengan bambu.
• 30 - Tommy Soeharto dibebaskan bersyarat dari penjara setelah mendapatkan remisi enam minggu pada perayaan Idul Fitri.
November
• 6 - Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa dalam mata uang asing mencapai sekitar 47 miliar Dolar Amerika pada akhir tahun 2007 atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya diperkirakan 39,5 miliar Dolar Amerika.
• 7 - Kabut asap masih pekat meski Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sempat diguyur hujan. Jarak pandang pun hanya 50 meter.
• 11 - Bom meledak di sebuah restoran A&W di Jakarta Timur. Seorang laki-laki terluka dalam ledakan itu dan dirawat di sebuah rumah sakit terdekat. Motif peledakan ini belum diketahui.
• 12 - Muhamad Nuh, korban yang dirawat akibat ledakan bom di Jakarta Timur, diduga adalah pelaku pengeboman tersebut.
• 20 - Presiden Yudhoyono beserta anggota kabinet dan 9 tokoh sipil bertemu dengan Presiden AS George W. Bush yang berkunjung ke Bogor, Jawa Barat.
• 22 - Pipa gas Pertamina yang berada di bawah luberan lumpur Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo meledak, disusul jebolnya sejumlah titik tanggul penahan lumpur. Akibatnya lima orang tewas dan belasan luka bakar cukup parah. Kobaran api yang sangat besar menyala di titik ledakan dekat Km 38 Jalan Tol Porong-Gempol.
• 29 - Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Ternate, Maluku Utara dan Manado, Sulawesi Utara.
Desember
• 8 - DPR-RI menyetujui 16 RUU tentang pembentukan 16 kabupaten dan kota baru di sejumlah provinsi.
• 11 - Pilkada memilih gubernur dan 19 bupati/walikota secara serentak digelar di Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai lanjutan dari perjanjian damai 2005. Mantan pemimpin separatis Irwandi Yusuf terpilih sebagai gubernur Aceh.
• 20 - Konser grup musik Ungu di Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah, merenggut korban: 10 orang tewas karena terinjak-injak dan bertabrakan dengan penonton keluar dan masuk. Selain terinjak-injak, mereka juga meninggal karena terperosok ke dalam parit di dekat pintu stadion.
• 30 Desember - KMP Senopati Nusantara yang mengangkut 800-an penumpang dan 25 anak buah kapal (ABK) dinyatakan hilang. Kapal ini hilang sekitar utara Pulau Mundanika, Kalimantan Selatan. Baru ditemukan 117 orang yang selamat. (Lihat pula: Musibah KM Senopati Nusantara)

2007
Januari
• 1 Januari - Malam tahun baru terjadi musibah Adam Air Penerbangan 574 yang hingga kini masih menyisakan misteri. Seluruh penumpang dan awak pesawat tidak pernah diketemukan jenasahnya dan dianggap meninggal.
• 16 Januari - rangkaian kereta api Bengawan jurusan Solo-Tanahabang terputus di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lima orang penumpang dilaporkan tewas, ratusan lainnya luka-luka akibat insiden ini.
Februari
• sejak 1 Februari - Banjir di ibu kota Jakarta menewaskan lebih dari delapan puluh orang dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi. (Lihat pula: Banjir Jakarta 2007)
• 18 Februari - Terjadi bencana angin lesus yang menerjang kawasan Lempuyangan, Yogyakarta yang berlangsung selama sekitar 15 menit. Akibat angin ini, ratusan rumah, pohon, kabel listrik, dan papan reklame porak-poranda diterjang angin bahkan menyebabkan lebih dari 30 orang terluka. (Lihat pula: Lesus Lempuyangan Februari 2007)
• 22 Februari - Sedikitnya 25 orang tewas setelah KM Levina I jurusan Tanjung Priok–Pangkal Balam, Bangka yang mengangkut 291 penumpang terbakar di Selat Sunda.[3]. 4 orang di antaranya tewas saat melakukan investigasi pada bangkai kapal pada tanggal 25 Februari. Mereka tewas saat bangkai kapal tersebut tenggelam.
Maret
• 6 Maret - Terjadi gempa bumi di Padang, Sumatera Barat. (Lihat pula: Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007)
• 7 Maret - Kecelakan pesawat yang membawa korban jiwa kembali terjadi. Kali ini Garuda Indonesia Penerbangan 200 meledak ketika mendarat menyebabkan 22 penumpangnya meninggal

April
• 21 April - Kereta api Serayu jurusan Senen-Kroya anjlok di Garut, Jawa Barat. Sebanyak tiga gerbong jatuh ke jurang sedalam 30 meter yang ada di pinggiran rel kereta. 40 orang terluka serta 6 orang lainnya luka berat
Mei
• 7-13 Mei - Indonesia Terbuka 2007 diadakan di Istora Senayan, Jakarta. Indonesia gagal memenangkan medali emas.
• 30 Mei - Insiden Alastlogo di Pasuruan, Jawa Timur akibat sengketa tanah antara militer dan petani.
Juni
Polisi menangkap Zarkasih dan Abu Dujana, yang dituduh mengepalai gerakan militan JI
Juli
• 5 Juli - Miss Indonesia 2007
• 11 Juli - KM Sinar Madinah tenggelam di perairan Laut Selatan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kapal tenggelam setelah dihempas gelombang setinggi lima meter. Tujuh orang awak kapal sempat terlilit jaring, namun enam orang berhasil menyelamatkan diri. Seorang anak buah kapal hilang bersama jaring yang melilit dirinya.
• 11 Juli - KM Wahai Star yang mengangkut sekitar 100 penumpang dan ribuan ton hasil bumi dari Leksula tujuan Ambon tenggelam di perairan antara Pulau Buru dan Ambon. (Lihat pula: Musibah KM Wahai Star)
Agustus
Kelompok Islam Hizb ut-Tahrir menyelenggarakan konferensi internasional yang menyerukan didirikannya kekalifahan tunggal di dunia Islam.
• 3 Agustus - Puteri Indonesia 2007
• 8 Agustus - Pilkada DKI Jakarta 2007, pemenangnya adalah Fauzi Bowo dan Prijanto dengan perolehan 2.109.511 suara (57,87%)
September
• 12 September - Terjadi gempa bumi lepas pantai di dekat provinsi Bengkulu. (Lihat pula: Gempa bumi Bengkulu 2007)
Oktober
• 18 Oktober - KM Asita III tenggelam di perairan Selat Kadatua, sekitar 10 mil dari Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, 125 orang selamat, sedikitnya 31 orang meninggal dunia, dan 35 lainnya hilang.
Desember
Zarkasih yang dituduh mengepalai gerakan militan JI mulai disidangkan di Jakarta
26 Desember - Indonesia menggalakkan Tahun Kunjungan Indonesia 2008
2008
Januari
• 27 Januari - Mantan presiden Soeharto meninggal dunia karena komplikasi kesehatan.
Februari
• 20 Februari - Sebuah gempa bumi dan disusul oleh dua gempa susulan melanda Kabupaten Simeulue, Aceh. Penduduk Aceh yang masih trauma dengan Tsunami 2004 ketakutan akan adanya tsunami.
April
• 13 April - Pilkada Jabar terdiri dari 3 pasangan, pemenangnya adalah Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf
Mei
Presiden SBY mengumumkan rencananya untuk Indonesia mundur dari Organisasi Pengekspor Minyak Sedunia karena impor minyak Indonesia sudah lebih besar dari jumlah ekspornya serta produksi minyak yang gagal. Terjadi demonstrasi atas rencana pemerintah menaikkan harga minyak untuk mengurangi subsidi pemerintah.
• 13 Mei - Kontes Putri Indonesia diselenggarakan untuk kali keempat. (Lihat pula: Miss Indonesia 2008)
Juni
• 1 Juni - Insiden Monas - memicu aksi protes terhadap kekerasan secara nasional.
Juli
Laporan akhir oleh komisi gabungan Indonesia dan Timor Leste menyalahkan Indonesia atas pelanggaran HAM. Presiden SBY menyampaikan "penyesalannya yang mendalam".
• 5-17 Juli - Pekan Olahraga Nasional XVII diselenggarakan di Kalimantan Timur
Agustus
• 8-24 Agustus - Indonesia turut berlaga dalam Olimpiade Beijing 2008. Indonesia berhasil memperoleh 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu, yang membuat tradisi emas Indonesia sejak 1992 tetap terjaga. (Lihat pula: Indonesia pada Olimpiade 2008)
September
• 15 - Tragedi Pasuruan - pembagian zakat yang menimbulkan 21 korban jiwa.
November
• 9 November - Trio terpidana mati Bom Bali 2002, Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudera dieksekusi pada pukul 00.15 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.



[editor : deeta noeroel alieyah]